Peran dentsu sebagai Pelopor Marketing Era Baru

MIX.co.id - Sebagai pelopor di era marketing baru, agensi pemasaran terintegrasi dentsu Indonesia mendefinisikan kembali strategi pemasaran, digital, demi meningkatkan ROI brand klien. Seperti apa?

Adji Watono, Chairman dentsu Indonesia

Indonesia memasuki era marketing baru post-Covid yang kerap kali disebut sebagai Marketing 5.0, di mana manusia mencari teknologi yang tepat untuk memudahkan pekerjaannya dalam bidang pemasaran. Jika Marketing 4.0 berbicara sebatas basic dari dunia digital, maka di era Marketing 5.0, pemasaran ditekankan pada kombinasi antara teknologi dan manusia untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Dengan fokus tersebut, maka lahirlah istilah baru seperti next tech dan new CX (customer experience). Era marketing baru ini ditandai dengan hadirnya teknologi yang mengadaptasi kecerdasan dan cara berpikir manusia seperti artificial intelligence (AI). Teknologi ini telah mampu meniru bagaimana otak manusia bekerja, meniru cara berpikir, dan mengambil keputusan.

Menyikapi fenomena itu, dentsu Indonesia sebagai agensi pemasaran atau partner dari brand/perusahaan yang terintegrasi, mengambil peran menjadi pelopor Marketing 5.0 dengan mendefinisikan kembali strategi pemasaran, digital, demi meningkatkan ROI (Return on Investment) dan pertumbuhan bisnis. dentsu Indonesia sebagai integrated marketing agency menyatukan berbagai bidang keahlian dengan kekuatan teknologi marketing yang baru seperti AI untuk menavigasi kebutuhan pemasaran di tengah kompleksitas dan dinamika konsumen dan media platform saat ini.

Dituturkan Elvira Jakub, CEO dentsu Indonesia, saat pandemi, banyak sekali perusahaan yang beradaptasi ke digital, banyak juga yang trial and error. Namun memasuki era post-covid, perilaku konsumen berubah kembali, di mana aktivasi offline berkembang lagi. Bagi pemasar, perubahan tersebut membawa konsekuensi yang semakin kompleks, karena pilihan media atau kanal komunikasi semakin banyak.

“Saat ini, ketika konsumen melihat iklan, belum tentu penjualannya langsung terjadi saat itu juga. Hal itu dikarenakan konsumen telah terekspos banyak iklan dari berbagai media. Artinya, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi consumer decision journey. Dulu, hanya tiga kali frekuensi, konsumen bisa langsung membeli. Sekarang, hal itu tidak bisa terjadi, karena consumer journey makin panjang,” urai Elvira.

Elvira Jakub, CEO dentsu Indonesia

Perubahan itu membuat pemasar semakin ditantang untuk berani berinovasi, memahami market dengan lebih baik, dan mencoba media platform yang baru. Menurut Elvira, menyadari perubahan ini, banyak pemasar yang memutuskan untuk berinovasi. Namun sayangnya, tidak semua dari inovasi itu diukur dampaknya kepada bisnis. “Padahal, inovasi yang bemakna adalah inovasi yang terukur dan dapat dilihat dampaknya terhadap bisnis,” lanjut Elvira. Dan agensi pemasaran seperti dentsu, lanjutnya, sejatinya bisa membantu pemasar melakukan inovasi yang bermakna karena memiliki tools berbasis teknologi dan talent yang mumpuni. dentsu juga bekerja sama dengan berbagai partner untuk dapat membantu pemasar menjawab tantangan tersebut.

Senada dengan Elvira, Chairman dentsu Indonesia Adji Watono meyakini bahwa kekuatan data dan riset yang dimiliki dentsu bisa memberikan solusi yang terintegrasi untuk brand klien demi menghadapi tantangan yang kini semakin besar. Menurut Adji, dahulu banyak kemudahan dalam memasarkan produk. “Cukup dengan berkomunikasi melalui kanal ATL (Above the Line) dan BTL (Below the Line), dalam waktu tiga bulan, sudah terjadi purchase sales. Sekarang hal itu tidak bisa terjadi, karena media atau kanal komunikasi makin banyak, sehingga pilihannya pun makin banyak,” ujarnya.

Pada wawancara khusus dengan MIX, Elvira menambahkan bahwa pada era marketing baru, data konsumen menjadi bagian yang paling penting, merupakan valuable asset yang dapat dijadikan modal untuk berinovasi dan digunakan menjaga loyalitas konsumen.

Elvira mengingatkan, saat ini kompetitor pemasar bukanlah teknologi dan AI itu sendiri, melainkan pemasar lain yang sudah mengoptimalkan penggunaan data dan teknologi. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian marketers untuk melakukan eksperimen agar tidak ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi. dentsu sebagai agensi pemasaran yang telah selalu berfokus pada masa depan, menganjurkan pemasar untuk mencoba berinovasi dengan porsi anggaran 5%-10% dari total belanja marketing dan komunikasi. Adopsi teknologi itu, menurut Elvira, antara lain dapat dimanfaatkan untuk kampanye komunikasi dan pemasaran, baik online maupun offline, yang disesuaikan dengan target Return on Ads Spend (ROAS) serta tujuan utama (objectives) yang ingin dicapai.

Halaman Selanjutnya
CX yang Berujung Loyality...
Pages: 1 2 3 4 5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)