Dalam Jurnal 2015 ini, pengelola akan menyajikan tujuh tulisan seputar Integrated Communication dan Public Relations di Era Digital.
Jelang dibukanya Konvensi Nasional Humas (KNH) 2015 yang akan berlangsung pada 18 – 20 November 2015, di Jakarta, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia akan menerbitkan Jurnal Public Relation Indonesia edisi 3 volume 2 pada hari pertama di Istana Negara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Menurut Dr. Hifni Alifahmi, M.Si., IAPR selaku Pemimpin Redaksi, jurnal ini diharapkan menjadi flashlight yang mencerahkan dunia kehumasan (PR) di Indonesia.
Sejatinya Perhumas pernah merilis jurnal tersebut untuk dua edisi pada Juni dan November 2007, sementara di KNH 2008 di Batam, terbit kumpulan tulisan mengenai Nation Branding namun dalam bentuk buku. Dalam Jurnal 2015 ini, pengelola akan menyajikan tujuh tulisan seputar Integrated Communication dan Public Relations di Era Digital.
Tulisan pertama mengenai perubahan paradigma, posisi dan peran para profesional PR untuk beradaptasi di era media baru. Tulisan kedua mengulas enam tahapan dalam integrasi komunikasi dan teori konvergensi simbolis untuk komunikasi terintegrasi 2.0 dalam perspektif manajemen strategis.
Sementara tulisan ketiga membahas tentang integrasi komunikasi korporat dan komunikasi pemasaran dari segi konseptual dan contoh praktis di Indonesia yang menemukan delapan model kolaborasi. Dalam jurnal tersebut juga dipaparkan hasil riset terhadap 600 Chief Marketing Officer tentang kesiapan mereka beradaptasi menghadapi transformasi digital agar lebih dekat dan dipercaya pelanggan bisa diikuti pada tulisan keempat.
“Implikasi hasil riset ini menuntuk kesiapan para Chief Communication Officer untuk melakukan evaluasi dan mengembangkan kemampuan insan PR dan membuat cetak biru Digital PR,” tegas Hifni
Sedangkan dua tulisan lainnya membahas Government PR (GPR), yakni artikel kelima yang memaparkan kompleksitas GPR yang masih berbenah untuk membangun citra pemerintah di mata masyarakat, sementara tuntutan untuk berkampanye membangun citra dan reputasi bangsa tak bisa ditunda lagi. Kemudian, tulisan keenam membahas studi kasus PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai perdebatan peran GPR antara sikap bijak dan proaktif dalam mewarnai proses pengambilan kebijakan publik.
Terakhir, artikel ketujuh mengulas buku mengenai manajemen isu dan krisis, serta upaya-upaya untuk meminimalkan risiko reputasi. Kita bisa mencermati perubahan kehidupan dan gaya kerja para jurnalis dan pelaku PR dalam beradaptasi dengan perubahan radikal media baru.
Hadirnya kembali Jurnal dari Perhumas ini tentu saja menjadi kabar gembira setelah vakum selama 8 tahun terakhir. “Harapannya bisa memberikan inpspirasi kepada pembaca mengenai dinamika dunia PR terkini,” pungkas Hifni.
Sementara itu, untuk perhelatan Konvensi Nasional Humas (KNH) 2015 akan diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, yang mengangkat tema “Public Relations Journey: The Sustainable Path To Trust & Reputation” dengan menghadirkan 12 pembicara utama yang memiliki latar belakang industry berbeda.