MIX.co.id - Tahun ini, Indonesia resmi menjadi tuan rumah High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024. Penyelenggaraan kedua itu tidak hanya membuahkan sejumlah kerja sama yang mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, namun juga menjadi sarana promosi sekaligus membangun brand image Indonesia yang efektif.
Diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara-negara Afrika telah terjalin lama dan kuat, namun dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif masih perlu banyak peningkatan.
“Afrika adalah benua for the future. Semua mata tertuju ke Afrika karena memiliki pasar yang besar dan sumber daya yang melimpah. Karena itu, pertemuan signifikan ini perlu didorong lagi dengan rangkaian kegiatan yang bisa memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Afrika terutama di sektor parekraf,” ucapnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, area kerja sama sektor pariwisata yang diajukan adalah promosi pariwisata, pengembangan produk pariwisata, pengembangan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia), sustainable dan green tourism, MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions), pertukaran informasi, investasi, konektivitas, hingga potensi kerjasama sektor private. Sedangkan untuk sektor ekonomi kreatif, area kerja sama yang diajukan mencakup pengembangan dan promosi 17 sub-sektor terutama untuk film, kuliner dan kriya.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data terakhir yang menyatakan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari negara-negara Afrika ke Indonesia meningkat, dengan total 33.185 kunjungan periode Januari hingga Juni 2024. “Afrika Selatan adalah penyumbang terbesar wisman ke Indonesia, kedua Mesir, ketiga Maroko, dan disusul Tunisia dan Kenya,” imbuhnya.
Secara keseluruhan, jika merujuk data tahunan 2021 hingga 2023, terjadi pertumbuhan signifikan dengan capaian 2.341 (2021), 29.682 (2022), dan 71.652 (2023) kunjungan. Meskipun angka kunjungan di 2023 dan 2024 masih di bawah perolehan 2019 yakni 98.919 kunjungan, bila dibandingkan year-over-year (YoY) pada periode yang sama pada Januari-Juni 2023 yang mencatat 27.632 kunjungan, angka kunjungan 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 20,10 persen.
“Destinasi pariwisata yang disukai adalah alam, kebudayaan, dan wisata religi. Bali, sebagai pintu masuk utama wisman Afrika ke Indonesia, menjadi destinasi utama bagi wisman dari Afrika. Yang Kemenparekraf targetkan untuk ditawarkan adalah pariwisata yang berkualitas,” jelas Sandiaga.
Dengan kerja sama yang sedang dijajaki, baik sebelum maupun selama pelaksanaan HLF-MSP 2024 dan IAF ke-2 ini, Menparekraf berharap pariwisata akan mendapatkan manfaat yang besar terutama dari occupancy rate hotel yang semakin tinggi, dengan length of stay yang semakin panjang, dan tentunya spending yang semakin besar dari wisman Afrika sehingga semakin berkontribusi menggerakkan perekonomian negara.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M. Paham menambahkan bahwa lingkup kerja sama yang ditawarkan salah satunya adalah exchange of expertise, di mana Indonesia dan negara-negara Afrika bisa saling belajar.
“MICE merupakan salah satu yang ingin dipelajari dari Indonesia. Ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Aljazair dan Zanzibar, karena Indonesia telah berhasil menyelenggarakan suatu MICE event internasional sejak KAA (Konferensi Asia-Afrika) 1955 di Bandung. Indonesia juga bisa belajar dari negara-negara Afrika bagaimana mengembangkan sustainable development dari sisi pariwisata yang berkelanjutan,” yakin Martini.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam turut menambahkan sektor jasa juga bisa menjadi peluang perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika dalam sektor ekonomi kreatif. “Untuk produk ekonomi kreatif yang sudah merajai Afrika adalah batik. Namun, tentunya akan lebih baik lagi bila semakin banyak lagi produk ekonomi kreatif Indonesia yang masuk ke Afrika sebagai jembatan antara Indonesia dan Afrika,” pungkasnya.