PRC Gelar Seminar “Global Digital Communication and Health Awareness”

Era digital memicu perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang begitu pesat di Indonesia. Tentu saja, pekembangan itu harus diikuti oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Mengingat, saat ini jumlah SDM yang terampil di dunia TI dan paham akan dunia digital masih sangat terbatas.

Menggandeng NESU dan Kemenkominfo, PRC gelar seminar internasional Menggandeng NESU dan Kemenkominfo, PRC gelar seminar internasional bertajuk "Global Digital Communication and Health Awareness"

Oleh karena itu, Public Relations Community (PRC) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur (UBL) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan NESU, menggelar seminar internasional bertajuk “Global Digital Communication and Health Awareness” pada April 2015 di Gedung Auditorium. Pada acara yang diikuti oleh 350 mahasiswa UBL dan mahasiswa universitas lainnya, UBL menghadirkan Prof. Dr. Kalamullah Ramli dari Kemenkominfo serta Don L. Csoke dari NESU Smartphone Asia sebagai pembicara utama.

Deputy Rektor Bidang Akademik Universitas Budi Luhur Dr. Wendi Usino, MSc. MM menjelaskan, “Seiring perkembangan teknologi, Indonesia mau tidak mau harus ikut andil dalam pemanfaatan teknologi tersebut. Adanya konvergensi telekomunikasi, penyiaran, dan informasi turut menghasilkan layanan telekomunikasi, penyiaran, informasi yang dapat dinikmati dengan perangkat apapun. Konvergensi itu juga mendorong transformasi telco ke industri digital. Hal itulah yang harus dipahami oleh lulusan perguruan tinggi di Indonesia, termasuk lulusan UBL.”

Prof. Ramli menambahkan bahwa di Indonesia ada jenis broadband, yaitu 4G dan fiber optik. Dua jenis broadband itu akan berkontribusi pada tahun 2019 dalam pelayanan masyarakat seperti e-banking, e-health, e-logistik dan e-procurement. “layanan digital sangat penting karena bisa berbagi informasi, seperti rekam medis online, smart card, dan workshop medis online, yang bisa diakses oleh masyarakat,” tutur Ramli.

Sementara itu, Don L. Csoke mengupas isu mengenai bahaya dan dampak dari perkembangan teknologi. Ia menjelaskan, “Setiap hari, dalam waktu 5 jam 27 menit, orang menggunakan internet di laptop atau desktop. Hal itu dapat mengakibatkan meningkatnya kasus kanker otak, Alzheimer, dan stress. Hal tersebut diakibatkan oleh Electro Magnetic Radiation (EMR) atau radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh handphone atau laptop. Yang paling berbahaya adalah gelombang elektromagnetik yang berasal dari microwave. Bahkan, radiasi EMR tersebut bisa merusak DNA manusia dan bisa merusak otak. Untuk itu, NESU Indonesia menghadirkan teknologi chip untuk mencegah radiasi tersebut dan mengurangi tingkat radiasi yang dihasilkan oleh handphone.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)