Harga masih menjadi pertimbangan utama konsumen Indonesia dalam membeli produk. Terutama, untuk mereka yang tercatat price sensitive. Tak mengherankan, jika mencari informasi sekaligus membandingkan harga antara satu produk dengan produk lainnya menjadi salah satu kebiasaan konsumen Indonesia, termasuk para pembelanja online, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli.
Kebiasaan itulah yang juga ditangkap oleh Priceza, mesin pencari belanja online yang menawarkan fitur perbandingan harga. Perusahaan asal Thailand tersebut masuk ke Indonesia pada tahun 2013 silam lewat portal www.priceza.co.id. Dikatakan Country Manager Priceza Indonesia Reni Minarti, “Priceza hadir pertama kali di Indonesia dalam bentuk portal. Langkah tersebut sebagai upaya tes pasar.”
Selanjutnya, pada tahun 2014, Priceza melakukan ekspansi lewat multi device. Pada tahun 2015, Priceza melakukan rekruitmen Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya dengan menggandeng Reni. “Di tahun 2015, Priceza juga melakukan ekspansi ke empat negara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam,” lanjutnya.
Memasuki tahun 2016, Priceza mendapat suntikan investasi dari perusahaan media di Jerman. Setelah itu, dikatakan Reni, Priceza serius menggarap pasar Indonesia. Keputusan untuk serius menggarap pasar Indonesia, salah satunya disebabkan besarnya potensi di Indonesia. Ia mencontohkan, tahun 2016 lalu, jumlah visitor Priceza di Indonesia mencapai 4,5 juta per bulannya. Angka tersebut tercatat tumbuh sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2013, jumlah visitor hanya mencapai 1 juta per bulan.
“Para pengguna Priceza masih didominasi oleh para millennials usia 25-34 tahun, di mana pria sebesar 64% dan wanita 36%. Adapun mereka berasal dari Jakarta 37,89%, Surabaya 23,3%, Bandung 11,79%, Medan 6,78%, dan Makassar 4,23%,” papar Reni, yang menyebutkan bahwa saat ini ada 200 partner dari market place maupun toko online yang telah bergabung di Priceza.
Lantas, kategori apa yang paling dicari dan dibandingkan oleh pengguna Priceza di Indonesia? Dijawab Reni, ada enam kategori yang paling sering dicari dan dibandingkan di Priceza. Keenam kategori produk tersebut adalah clothing & fashion (24%), car % transportation (22%), furniture & household (10%), electric device (7%), food & health (6%), dan telephone device (6%). “Pada saat membandingkan, kami menampilkan perbandingan harga, cara pembayaran, cara pengiriman, dan review atau testimoni yang pernah membeli produk di toko online tersebut,” tuturnya.
Diakui Reni, sejak hadir di Indonesia pada tahun 2013 lalu, Priceza memang belum melakukan branding maupun kampanye pemasaran. Oleh karena itu, mulai tahun 2017 ini, Priceza siap membangun brand awareness maupun mengedukasi market. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengedukasi media tentang Priceza kewat media gathering. Pada kesempatan itu, media yang diundang diperkenalkan mengenai Priceza beserta added value yang ditawarkan.
Sementara itu, untuk end user atau pengguna, Priceza memilih kanal social media dan digital. Hal itu cukup dimaklumi, mengingat pengguna Priceza didominasi oleh segmen millennials—yang notabene sangat akrab dengan social media dan digital. “Pada kanal tersebut, kami akan membangun brand awereness dan menciptakan brand engagement lewat aktivasi online,” tutup Reni, yang menyebutkan bahwa selain pencarian dan perbandingan harga, Priceza juga menyajikan konten informatif serta komunitas.