Saat ini sekitar 300 juta orang di seluruh dunia setiap hari aktif menggunakan Instagram Stories. Di Indonesia, pengguna Instagram Stories pun cukup tinggi. Survei terhadap lebih dari 2.000 penggunanya di Indonesia menyebutkan, 65% responden mengatakan kalau mereka memilih Stories untuk mengetahui kabar terbaru keluarga dan kerabat mereka, dan 64% mengatakan bahwa Instagram Stories membantu mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan teman dan keluarga.
Karakter Stories yang ditampilkan dalam format vertikal layar penuh dan sarat fitur seperti stiker GIF dan superzoom, memberikan daya tarik tersendiri bagi pengguna Instagram di Indonesia. Perkembangan ini memunculkan tren baru dalam sosial media, yakni konten bersifat sementara yang dikonsumsi dengan lebih cepat, lebih interaktif dan bersifat menggugah karena format vertikal layar penuh. Hal ini juga didukung dengan hasil survei dari Mobile Marketer pada tahun 2017 yang mengatakan bahwa 98% pengguna ponsel di dunia melihat konten di ponsel mereka secara vertikal, bukan horizontal.
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah profil bisnis terbanyak (selain Amerika, Brazil, Rusia dan Inggris), dan 52% pengguna Instagram mengaku lebih tertarik terhadap sebuah brand atau bisnis setelah melihat konten mereka di Instagram Stories. “Sebagai bisnis, Anda harus memastikan kalau konten Anda ‘masuk’ secara natural ke dalam Instagram Stories, bagaimana visual dan narasi Anda dilihat oleh audiens saat mereka tengah menjelajahi Stories,” kata Paul Webster, Product Marketing Manager, Instagram Asia-Pacific kepada media di Jakarta, Selasa (24/4).
Melihat peluang ini, paparnya, Instagram meluncurkan dua format baru untuk mempermudah bisnis dalam membuat konten promosi di Instagram Stories, yakni Format Carousel yang memungkinkan bisnis untuk menampilkan tiga konten secara berurutan dalam satu iklan. “Untuk narasi yang lebih kompleks, gabungan beberapa “chapter” ini dapat menghasilkan kampanye iklan yang lebih efektif,” jelas Paul.
Instagram baru-baru ini meluncurkan fitur otomatis untuk mengubah iklan menjadi format layar penuh untuk bisa ditayangkan di Stories. “Anda tinggal mengunggah aset kreatif Anda ke laman Pengelola Iklan di Instagram, dan aset Anda siap ditayangkan dalam Stories secara otomatis,” lanjut Paul lagi.
Diungkapkan, 60% dari konten Stories ditonton dengan suara dinyalakan sehingga dapat memperkuat narasi di konten visual. Samsung Indonesia misalnya, berhasil menarik perhatian konsumen millenial dengan menjalankan kampanye iklan Stories untuk seri Galaxy A 2017 terbarunya. Kampanye ini ditargetkan untuk audiens Indonesia berusia 18 tahun ke atas untuk menjangkau sebanyak mungkin pengguna Instagram. Strategi konten imersif yang dibuat Samsung ini berhasil menjangkau lebih dari 22 juta orang dan meningkatkan ad recall hingga 9 poin, dan 7 poin niat pembelian.
“Samsung Indonesia sangat bangga menjadi salah satu dari brand pertama yang berhasil memanfaatkan popularitas Instagram yang terus bertumbuh. Instagram Stories adalah medium yang pas untuk identitas muda Galaxy A. Dengan kreatif yang didesain secara spesifik untuk Instagram Stories, kami memperkuat daya tarik Galaxy A di antara audiens sasaran kami,” kata Elvira Jakub, Director, Corporate Marketing, Samsung Indonesia.