Shipper, platform logistik berbasis teknologi asal Indonesia, telah memperoleh pendanaan Seri A yang berasal dari beberapa investor yang dipimpin oleh Prosus Ventures--yang sebelumnya dikenal dengan nama Naspers Ventures. Sejumlah investor lainnya, seperti Lightspeed, Floodgate Y, Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures, turut serta dalam pendanaan ini.
Dikatakan Budi Handoko, COO dan Co-Founder Shipper, pada press conference yang digelar hari ini (18/6), dana Seri A ini rencananya akan difokuskan pada dua hal. Pertama, untuk membangun tim yang expert di teknologi, logistik, hingga operasional. Kedua, untuk melakukan ekspansi logistik atau operasional ke banyak kota, termasuk ekspansi layanan.
"Target kami, Shipper dapat masuk ke kota-kota tier-3, yakni ke 100 kota kecil di Indonesia. Sementara saat ini, kami sudah hadir di 80 kota di Indonesia, baik tier-1 maupun tier-2," lanjut Budi.
Ditambahkan Budi, Shipper adalah platform logistik berbasis teknologi dalam menawarkan solusi layanan one stop service, mulai dari platform pengiriman multi-kurir hingga distribusi jaringan jasa pergudangan serta pemenuhan.
Saat ini, diakuinya, Shipper telah bekerja dengan lebih dari 100 kurir ekspres untuk memberikan layanan efisien, biaya pengiriman yang kompetitif, dan data yang transparan sehingga para pemilik bisnis e-Commerce dapat memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pengembangan bisnis mereka.
Sementara itu, dikatakan Banafsheh Fathieh, Principal Investor Prosus Ventures, ini adalah investasi pertama Prosus di Indonesia. Dipilihnya sektor logistik, karena sektor ini mengalami pertumbuhan positif. Pasar logistik Indonesia diproyeksikan akan mencapai US$ 240 miliar pada 2021. Angka ini hampir sama dengan estimasi pasar logistik di India sebesar US$ 215 miliar di 2020. Hal itu juga dipicu oleh pertumbuhan positif di eCommerce di Indonesia.
“Prosus Ventures selalu mencari mitra bisnis yang memiliki solusi unik berbasis teknologi dalam memecahkan masalah kebutuhan masyarakat lokal. Kami ingin benar-benar memberi dampak yang berarti sebagai investor dan membidik sektor-sektor ekonomi di mana teknologi bisa membuat perubahan yang berarti dalam perilaku konsumen dan ekonomi,” pungkas Banafsheh.