Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri e-Commerce di Indonesia makin menggeliat. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya pemain baru di industri e-Commerce, baik skala besar maupun kecil. Indikasi lainnya, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia juga terhitung signifikan tiap tahunnya. Tahun 2016 misalnya, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai separuh dari total jumlah penduduk, yakni tembus 132,7 juta orang. Tak heran, jika pemerintah menargetkan nilai transaksi e-commerce pada tahun 2020 mendatang mencapai US$ 130 miliar.
Peluang itu tentu saja tidak dilewatkan oleh para pelaku bisnis. Salah satunya, oleh toko online Mise.id. Dijelaskan Co-Founder Mise.id Harry Karundeng, “Potensi industri e-commerce saat ini sangat besar, tapi konsep yang ada mulai jenuh. Untuk itu, Mise.id mencoba menawarkan konsep baru, yakni menggabungkan konsep e-commerce, marketplace, affiliate marketing, social media, MLM, dan traditional selling. Melalui konsep tersebut, mereka yang bergabung tidak perlu modal dan dapat dilakukan kapan saja dan dari mana saja.”
Resmi diluncurkan hari ini (25/1) di Jakarta, diklaim Harry, Mise.id hadir sebagai website e-commerce pertama di Indonesia yang menawarkan new concept dan new strategy. Perusahaan ini merupakan joint venture antara Jepang dan Indonesia melalui PT MicroAd Indonesia. “Saham yang dimiliki oleh MicroAd Japan 49%, dimana MicroAd Japan sahamnya dimiliki oleh Cyber Agent Japan sebesar 80% dan Softbank Japan sebesar 20%,” tegasnya.
Dijelaskan Harry, siapa saja berpeluang bergabung dengan Mise.id sebagai agent atau disebut juga sebagai Shogun. Caranya pun cukup mudah. Sebagai langkah awal, calon Shogun cukup melakukan register guna mendapatkan akun Mise. Setelah itu, ia tinggal mengatur tokonya di Mise.id semenarik mungkin. Langkah ketiga adalah Shogun memasukkan produk-produk yang ingin dipromosikan di Mise.id. Selanjutnya, ia dapat men-share produk tersebut ke social media. Nah, setelah itu, Shogun berpeluang memperoleh komisi berdasarkan transaksi melalui link yang di-share-nya.
“Siapa saja bisa buka toko tanpa modal dan stok barang. Mise.id juga memberikan komisi dari produk yang berhasil terjual, cashback dalam bentuk komisi jika membeli di toko sendiri, komisi dapat dicairkan kapan saja, serta didukung oleh logistik dan delivery terpecaya dan berpengalaman,” lanjutnya.
Istimewanya, mereka yang bergabung di Mise.id, tutur Harry, berpeluang memperoleh tiga jenis komisi. Pertama adalah komisi produk dari setiap produk yang berhasil terjual. Kedua adalah komisi downline, yang ditentukan oleh masing-masing vendor yang memiliki produk. Ketiga, komisi activation member, yang hanya berlaku sekali ketika tokonya menjual produk untuk pertama kalinya.
Bicara soal produk, maka produk yang dijual di Mise.id bisa apa saja. “Namun, memang sampai saat ini, produk-produk yang dijual di Mise.id masih lebih kepada consumer product, antara lain gadget, electronic dan furniture, serta health care. Saat ini pun baru satu vendor yang bekerja sama, tapi akan segera ditambahkan vendor-vendor lain, seperti menjual pulsa dan token listrik. Selanjutnya, kami juga akan menggandeng vendor-vendor fashion, hobbies, dan groceries” ucapnya.
Diakuinya, sekarang ini sudah ada sekitar 600 SKU yang berasal dari 1 vendor yang dijual di Mise.id. Meski baru dua bulan berjalan tanpa digital marketing, SEO, dan GDN, Mise.id sudah punya lebih kurang 7000 registered user, dan tercatat lebih dari 5000 toko dengan total visitor lebih dari 50 ribu pengunjung. “Padahal kami baru mulai sosialisasi ke agent-agent di DKI November 2016 yang lalu,” terang Harry.
Mise.id juga memberikan fasilitas kepada Shogun atau agent-nya untuk dapat melakukan marketing strategy sendiri terhadap tokonya atau product yang dijual dengan menggunakan system voucher. “Target yang ingin kami capai adalah memperoleh 1 juta pengusaha toko online dengan skala nasional,” patok Harry.