RESELLER: MESIN TAK TERLIHAT DARI E-COMMERCE INDONESIA

Di balik kemilau pertumbuhan e-commerce Indonesia yang kini bernilai $43 miliar, tersembunyi cerita para reseller. Ini merepresentasikan 85% pedagang yang berjuang tanpa banyak dukungan.

.

.

Indonesia sedang naik daun di ranah e-commerce, dengan lonjakan yang membawanya ke peringkat sembilan pasar e-commerce terbesar di dunia pada 2021. Dengan nilai mencapai $43 miliar, atau kalau dirupiahkan jadi Rp 645 triliun—mengacu pada kurs sekarang, yakni Rp 15.000 per dolar AS—Indonesia bukan hanya bermain-main di kancah lokal, tapi juga sudah menancapkan pengaruhnya di panggung global.

Namun, di balik pertumbuhan yang luar biasa ini terdapat sekelompok besar pedagang yang sering terabaikan: para reseller. Mereka menyumbang perkiraan 85 persen dari semua pedagang online di Indonesia, namun sering kali tidak mendapatkan perhatian atau sumber daya yang memadai dari perusahaan barang konsumen, pengecer, dan platform e-commerce.

Di Indonesia, sekitar 4,5 juta reseller pada akhir 2017 umumnya merupakan UMKM yang mendominasi pasar e-commerce. Mereka beroperasi dengan membeli barang untuk dijual kembali, bukan untuk keperluan pribadi.

Sering kali, mereka mendapatkan inventaris dari perantara, bukan langsung dari produsen. Kondisi ini membuat posisi mereka kurang menguntungkan dibandingkan distributor. Distributor mendapat berbagai keuntungan seperti diskon volume dan akses ke alat pemasaran.

Para reseller ini menghadapi berbagai tantangan yang menghambat potensi pertumbuhan mereka, seperti margin yang terjepit, kurangnya pengetahuan tentang permintaan dan pengaruh terhadap harga, visibilitas yang rendah, serta kinerja yang fluktuatif dalam e-commerce sosial.

Sebuah studi McKinsey tahun 2023 mengungkapkan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi ini mewakili peluang yang signifikan—terutama bagi perusahaan barang konsumen dan platform e-commerce—yang diperkirakan mencapai nilai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $115 miliar hingga $125 miliar.

Gross Merchandise Value merupakan ukuran total nilai penjualan barang dan jasa yang diperjualbelikan melalui suatu platform selama periode tertentu tanpa mengurangi biaya seperti pengiriman, diskon, dan pengembalian. Dalam konteks GMV senilai $115 miliar hingga $125 miliar hal itu menunjukkan total nilai barang yang dijual oleh reseller di platform e-commerce selama periode tersebut.

Ada beberapa cara untuk memaksimalkan potensi reseller. Pertama, memberikan akses bertingkat pada platform e-commerce bagi pelanggan B2C dan B2B. Kedua, melakukan pembelian komunitas berbasis data. Ini membantu mengelompokkan dan mengatur permintaan serta sumber daya.

Ini juga bagian dari strategi e-commerce yang lebih luas. Ketiga, sediakan sortimen barang label putih yang sering berganti dan eksklusif untuk reseller. Terakhir, platform e-commerce dapat menyediakan layanan tambahan. Layanan ini membantu reseller meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pelanggan mereka.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)