MIX.co.id - CEO sekaligus Founder InDrive Arsen Tomsky baru saja menyambangi Indonesia, pada pertengahan Juni ini. Pada kesempatan lawatannya ke Tanah Air, Tomsky mengisahkan alasannya membangun bisnis Startup InDrive, termasuk berbagai inisiatif sosial yang telah ia dan InDrive jalankan demi memerangi ketidakadilan.
“Pada waktu itu, liburan Tahun Baru 2012 di Yakutsk. Suhu di kota turun hingga -40°C (F) dan perusahaan taksi lokal merespons dengan menggandakan tarif mereka, sehingga membuat banyak penduduk setempat terdampar di musim dingin Siberia. Kenaikan harga ini tentu saja tidak adil dan membuat marah warga Yakutsk, yang menanggapinya dengan membentuk grup ‘Pengemudi Mandiri’ di jejaring sosial lokal,” ceritanya.
Tindakan melawan ketidakadilan itulah yang menjadi awal Tomsky menghadirkan inDrive pada tahun 2012 lalu di Yakutsk, Siberia, Rusia. Misi Tomsky memerangi ketidakadilan pun berbuah manis. Saat ini, InDrive telah ada di 47 negara di dunia dan 614 kota (tidak termasuk kora di Rusia). Bahkan, aplikasi InDrive telah di-download sebanyak lebih dari 180 juta kali. Itu artinya, menjadi peringkat kedua Global Mobility Apps Download di 2022 (tidak termasuk China).
“Saat ini, kami juga sudah memiliki 2.900 karyawan di 20 kantor di dunia, termasuk Indonesia. Kami juga telah mendapatkan investasi sebesar $382 juta,” kata Tomsky pada kesempatan wawancara eksklusif dengan Majalah MIX MarComm, pertengahan Juni ini.
Berbeda dengan platform ride hailing lainnya, Tomsky menuturkan bahwa InDrive menawarkan model ride hailing yang transparan dan fair, dengan sejumlah added value. Antara lain, kebebasan memilih dan bernegosiasi, di mana penumpang dan pengemudi dapat melihat semua informasi tentang satu sama lain sebelum perjalanan. Selain itu, di InDrive, tidak ada manipulasi harga dari layanan.
“Kami juga memberikan komisi yang adil, yakni hanya membebankan biaya di bawah 10%. Bandingkan dengan perusahaan lain yang mencapai 20-30%. Bahkan, Uber di Amerika Serikat membebankan biaya hingga 60%,” katanya.
Selain itu, Tomsky mengklaim bahwa InDrive juga lebih aman, karena penumpang dan pengemudi dapat memilih dengan siapa mereka pergi berdasarkan peringkat dan riwayat perjalanan.
Tak melulu soal bisnis, diakui Tomsky, berangkat dari misinya untuk memerangi ketidakadilan, InDrive menggelar berbagai inisiatif berkelanjutan di bawah payung program “inVision”. Sebagai inisiatif nirlaba global, inVision mencakup berbagai pilar, yakni pendidikan, TI (Teknologi Informasi), sains, seni, industri kreatif, dan olahraga.
Anggaran program inVision adalah $11,4 juta yang berasal dari perusahaan dan $6-7 juta yang berasal dari pendiri. “Anggaran ini dialokasikan untuk delapan program yang akan kami jalankan pada tahun 2023. Bahkan, pada tahun 2030, kami berencana untuk berinvestasi lebih dari $100 juta per tahun untuk belasan program,” ia menegaskan.
Dia mencontohkan, pada pilar pendidikan, InDrive meluncurkan BeginIT pada tahun 2012. Objektif dari program ini adalah untuk membangun lift sosial bagi anak-anak yang kurang mampu.
Pada tahun 2023, proyek tersebut mencakup 127 panti asuhan, tempat penampungan, dan sekolah pedesaan terpencil dari Rusia, Kazakhstan, Brasil, Meksiko, Kolombia, Ekuador, Afrika Selatan, Tanzania, Kenya, Nigeria, Peru, Chili, Indonesia, India, dan Pakistan.
Program pendidikan lainnya adalah Star Team, yang bertujuan...