Program pendidikan lainnya adalah Star Team, yang bertujuan membawa anak-anak berbakat dari daerah tertinggal ke universitas terbaik dunia, seperti ke UC Berkeley, UCLA, UCSD, New York University Wisconsin-Madison, Boston University, Georgia Institute of Technology, Parsons School of Design, University of British Columbia, dan Purdue University.
“Kami juga memiliki program Aurora Tech Award yang merupakan program penghargaan tahunan bagi para perempuan yang telah berhasil mendirikan startup IT. Program ini telah kami luncurkan pada tahun 2020 lalu. Selain itu, kami juga punya program Underdog Tech Award. Ini adalah program baru yang kami hadirkan untuk para founder perusahaan startup terbaik, yang bukan berasal dari perusahaan besar,” ia menjelaskan.
Terkait bisnis, diakui Tomsky, sampai saat ini, InDrive memang tidak pernah menggunakan pendekatan advertising untuk membangun brand awareness-nya di Indonesia. “Namun, pada tahun ini, InDrive berencana menggunakan pendekatan advetising, baik offline (TV) maupun online Ad, untuk mengkampanyekan InDrive di Tanah Air. Kami akan mengeluarkan belanja iklan yang cukup signifikan untuk ini,” ucapnya.
Selain itu, untuk membangun bisnisnya di Indonesia, InDrive juga akan melakukan ekspansi ke kota-kota lainnya di Indonesia. Saat ini, InDrive telah hadir di lebih dari 50 kota di Indonesia. “Kami juga akan menambah people atau Sumber Daya Manusia. Kami juga masih mempertimbangkan mengenai kebutuhan pasar B2B (Business to Business), karena selama ini InDrive masih fokus pada segmen ritel. Termasuk berbagai inisiatif untuk membantu para stratup lokal, juga akan kami jalankan di Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya itu, diakui Tomsky, InDrive juga tengah melakukan pendalaman untuk opsi pembayaran non-tunai (cashless). "Saat ini, kami sedang mengeksplorasi untuk menjawab kebutuhan akan cashless payment. Kami tentunya akan mengeksplor partner untuk cashless payment berdasarkan yang mana yang paling memberikan manfaat serta keadilan bagi pengguna," pungkasnya.