Samsung Cetak Lulusan SMK Siap Kerja

 

Samsung Electronics Indonesia berkomitmen memajukan dunia pendidikan di Tanah Air. Hal ini diwujudkan melalui program Samsung Tech Institute (STI) di 20 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Timur.

Program STI berupa pelatihan dasar elektronika untuk memperkaya kurikulum di sekolah demi menciptakan lulusan SMK yang berkualitas agar dapat diserap langsung oleh dunia industri.

Ke-20 SMK yang menerima program STI tersebut adalah SMK AI Huda Kediri, SMK Islam 1 Blitar, SMK Ma'arif Batu, SMK PGRI 1 Pasuruan, SMK PGRI 1 Nganjuk, SMK Taruna Balen Bojonegoro, SMK Turen Malang, SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk, SMK Muhammadiyah 1 Surabaya, SMK Muhmmadiyah 2 Genteng Banyuwangi, SMK Muhammadiyah 5 Babat Lamongan, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, SMK Negeri 1 Gempol Pasuruan, SMK 2 Negeri Malang, SMK Negeri 1 Geger Madiun, SMK Walisongo 2 Gempol, SMK Negeri 1 Bandung Tulungagung, SMK Negeri 1 Bendo Magetan, SMK BP Subulul Huda Madiun, dan SMK Negeri 1 Wonosari Madiun.

KangHyun Lee, Vice President Corporate Affairs PT Samsung Electronics Indonesia memaparkan, program STI selaras dan mendukung upaya pemerintah dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK serta program Kementerian Perindustrian (Kemenperin),”Pendidikan Vokasi Industri” guna meningkatkan kualitas ketrampilan (skill) lulusan SMK untuk siap pakai ke dunia kerja.

Melalui program STI ini saya yakin para lulusan SMK dapat menjadi tenaga kerja yang lebih siap kerja dan menang dalam persaingan di dunia kerja,” ujarnya di sela-sela Seminar Nasional Revitalisasi SMK untuk Produktivitas dan Daya Saing Bangsa sekaligus penandatanganan kerja sama Samsung dengan 20 SMK yang berlangsung di Surabaya, akhir Agustus lalu (29/08).

Pada program Samsung Tech institute ini Samsung menyediakan kurikulum pelatihan perbaikan telepon selular yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center. Khusus untuk SMK Negeri 1 Wonosari Madiun, sebagai Samsung Tech Institute percontohan di Jawa Timur, kurikulum yang diberikan juga mencakup perbaikan audio video dan home appliances seperti TV, kulkas, AC, dan mesin cuci.

Untuk para guru, Samsung memberikan program pelatihan dalam bentuk train the trainer dan pelatihan IT yang dilakukan secara berkala agar para guru dapat mengoptimalkan teknologi untuk proses belajar yang lebih efektif. Samsung juga memfasilitasi siswa untuk pelaksanaan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) di Samsung Service Center maupun afiliasinya, serta memfasilitasi dan memprioritaskan lulusan-lulusan Samsung Tech Institute untuk mengikuti proses rekrutmen di Samsung Service Center maupun afiliasinya yang disesuaikan dengan masing-masing lokasi juga di pabrik Samsung sesuai dengan kebutuhan dan kriteria dunia industri.

Di lain pihak, Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan RI, Bambang Sartrio Lelono mengaku langkah Samsung meningkatkan kualitas siswa SMK melalui STI sangat tepat. Hal ini didasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu bahwa 60% tingkat pengangguran terbuka di Indonesia disumbang oleh lulusan SMK. Sementara jumlah lulusan SMK tahun lalu sebanyak 1,3 juta orang.

Penyebabnya, menurut dia, karena 80% kurikulum di SMK adalah teori, dan sisanya 20% praktek. “Lulusan SMK masih banyak yang mengganggur karena lulusannya under qualified. Kalau bekerja, di sector informal atau padat karya,” papar Bambang.

Melalui program STI ini, imbuhnya, para siswa akan lebih banyak mendapat kurikulum praktek yang diharapkan akan meningkatkan kualitas para lulusannya. “Jadi, ketika terjun ke dunia kerja, mereka telah siap,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)