Sasa Inti Edukasi Pengunaan Bumbu Penyedap Rasa

PT Sasa Inti, perusahaan FMCG Makanan dan Bumbu, bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) menggelar edukasi penggunaan bumbu penyedap rasa kepada masyarakat.

Edukasi dikemas dalam acara talk show bertajuk “Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan” menghadirkan Ketua Umum PDGKI Nurpudji A. Taslim dan Maya Surjadjaja selaku Head of Partnership, Development and Inter-institutional Relationship PDGKI.

Monosodium Glutamate (MSG) telah umum digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang berasumsi bahwa MSG dapat menggangu kesehatan tubuh karena dianggap merusak otak yang berpengaruh terhadap penurunan intelegensi.

Terkait dengan asumsi tersebut, menurut Nurpudji, penggunaan bumbu penyedap rasa tidak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak. Dalam arti, bahan penyedap rasa itu digunakan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan.

Jika kita memperhatikan asupan gizi dengan baik dan menggunakan MSG dalam porsi yang tepat dan seperlunya, tentunya tubuh kita tetap sehat dan tidak perlu dikhawatrikan bahwa MSG tersebut memberikan efek negatif terhadap kesehatan,” ujarnya kepada media di Jakarta, Rabu (5/2).

MSG memberikan aroma khas jika dibubuhkan ke dalam makanan olahan. Rasa gurih yang dihasilkan ini dinamakan dengan rasa “Umami” atau rasa kelima setelah rasa manis, asin, pahit dan asam. Kata “Umami” sendiri diambil dari bahasa Jepang yang artinya rasa menyenangkan dan gurih.

Secara kimia, MSG berbentuk seperti bubuk Crystalline berwarna putih yang terkandung atas 78% asam glutamat dan 22% sodium dan air. Asam glutamat ini tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang terkandung dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai dan tomat.

Sementara Albert Dinata, GM Marketing PT Sasa Inti tetap optimis penetrasi Sasa di market akan terus tumbuh. Tahun lalu, pertumbuhannya mencapai 20-30 persen dan diklaim produknya masih menjadi market leader untuk produk MSG dengan ceruk pasar 40-50 persen.

Melalui edukasi ini kami ingin agar masyarakat merasa aman untuk menggunakan MSG dalam masakan,” tandas Albert. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)