Sebuah Cerita yang Dimulai dari Ruangan 12 Meter Persegi

Pada tahun 1986, bekas presenter TVRI, Inke Maris mendirikan Inke Maris & Associates, sebuah perusahaan konsultan PR. Sejak itu semakin banyak berdiri konsultan-konsultan PR dan media. Sebagian besar pengelola dan awaknya adalah para jurnalis atau bekas jurnalis. Ini berarti ada kebutuhan professional PR yang sangat besar. Yang menarik adalah, sampai tahun 1990an, belum banyak lembaga pendidikan khusus professional PR. Inilah yang dibaca dan ditangkap sebagai peluang oleh Prita Kemal Gani.

Mirip dengan cerita-cerita para pesohor di industri teknologi informasi, lembaga pendidikan LSPR tidak langsung besar, dimulai dari kecil bahkan sangat kecil. Tahun 1992, dimulai dari ruangan seluas 12 meter2 -- yang hanya cukup untuk menempatkan meja pegawai penerima murid -- di WTC Jl. Sudirman Jakarta, Prita membuat training school di bidang public relations. Untuk ruang kelasnya, Prita menyewa per jam ruangan kelas di WTC. Kelas awal kursus ditetapkan selama tiga bulan dengan jadwal belajar dua kali seminggu, misalnya Senin dan Kamis, pukul 18.30-21.00.

Langkah kecil ini ternyata membuka peluang. Peserta dimulai dari 30 orang dan terus bertambah hingga peserta yang ingin mendaftar harus masuk daftar tunggu. Saat itu, seperti dituturkan Prita dalam buku 'Prita Kemal Gani, 30 Tahun Sebagai Pendidik. Multi Peran Menjadi Pemimpin, Tokoh Humas, Istri, dan Ibu', public relations terbilang ilmu baru.

Kebanyakan peserta adalah pekerja yang ingin memperluas wawasan tentang PR. Training memberikan ilmu yang fokus di bidang PR, mulai dari basic PR, membuat program-program dan perencanaan PR, mempelajari media relations, PR strategy dan tactic dan penulisan PR.  

Kini Lembaga kursus itu berkembang menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR dan telah meluluskan hampir seratus ribu sarjana S1 dan S2. Diantara mereka terdapat pesohor seperti Prilly Latuconsina; Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia; Audrey P Petriny, Gojek Deputy Chief of Corporate Affair; dan pesohor-pesohor lain, termasuk Duta Besar Indonesia untuk Beijing Djauhari Oratmangun. Kampusnya berada di Sudirman Park Jakarta, Transpark Bekasi, dan LSPR Bali. Mahasiswanya berasal dari berbagai wilayah Indonesia dan luar negeri.

Sejak tahun 2002, LSPR selalu mendapat pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional dengan nilai A. Untuk program S1 LSPR telah mendapat pengakuan internasional dari lembaga akreditasi internasional yakni British Accreditation Council – London, United Kingdom, dan mempunyai 54 universitas partners di seluruh dunia.

Awal Desember 2022, bersamaan dengan perayaan Dies Natalis LSPR ke-30 tahun, Prita meluncurkan buku 'Prita Kemal Gani, 30 Tahun Sebagai Pendidik. Multi Peran Menjadi Pemimpin, Tokoh Humas, Istri, dan Ibu'. Biografi ditulis oleh Asteria Elanda, dan diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

Lewat buku setebal 184 halaman, Prita Kemal Gani membagikan pengalaman hidupnya dalam 10 episode. Antara lain bagaimana memulai membangun LSPR dari nol dengan dua pegawai dan puluhan murid saja, sampai akhirnya bisa meluluskan hampir seratus ribu tenaga terampil di bidang kehumasan, komunikasi, dan bisnis. LSPR juga membuka lapangan kerja yang luas di bidang pendidikan, sektor yang menentukan kualitas suatu bangsa.

"Sejak kecil saya mengagumi sosok seorang guru. Kehadirannya ditunggu, suaranya didengarkan, dan sosoknya dimuliakan. Seorang guru tampil hebat, karena memiliki jawaban dari semua pertanyaan murid-murid di hadapannya," ucap Prita Kemal Gani. Maka ketika Prita sudah bekerja sebagai seorang profesional, di dalam dirinya tetap ingin mewujudkan keinginan menjadi seorang pendidik.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)