Seksinya Sportainment sebagai Pasar Baru Sinema

MIX.co.id - Vincent dan Desta atau yang akrab disapa Vindes, baru saja menggelar program olahraga yang bertajuk "Tiba-Tiba Tenis". Program tersebut menampilkan deretan artis sebagai lemainnya. Sebut saja, Gading Marten/Wulan Guritno melawan Dion Wiyoko/Enzy Storia dan Deddy Mahendra Desta melawan Raffi Ahmad.

Pertandingan itu turut pula dikomentari Yayuk Basuki, atlet legenda tenis yang pernah menduduki peringkat ke-19 dunia, Nagita Slavina, Soleh Solihun, dan Vincent Rompies. Animo masyarakat sangat besar terbukti saat pembelian tiket, langsung terjual habis hanya dalam waktu enam menit

Sebelunnya, Vindes juga telah sukses menggelar program olahraga "Tepok Bulu", yang merupakan adu main bulutangkis dengan menghadirkan artis sebagai pemainnya.

Program olahraga lainnya adalah pertandingan tinju antara Vicky “The Gladiator” Prasetyo melawan Azka Corbuzier. Pertandingan ini berhasil mencapai angka 26 juta viewers di Youtube.

Menurut Muchamad Nur Wachid, CEO Bawana Entertainment, sportainment atau pertandingan olahraga yang disisipi unsur hiburan, sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia produksi sinema.

Dulu (dan sampai sekarang) pertandingan olahraga gulat yang sebenarnya merupakan olahraga yang membosankan dan hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja, berubah 180 derajat ketika perusahaan raksasa seperti WWF (sekarang WWE) mengemasnya menjadi acara hiburan. Ada unsur drama dan pseudo-event yang membangkitkan emosi jiwa para penonton.

"Kita ingat pertandingan Dwayne 'The Rock' Johnson yang bertanding melawan Kem Shamrock. Saat itu, The Rock disetting sebagai tokoh antagonis alias 'penjahat'-nya, sedangkan Ken adalah jagoannya. The Rock pun digambarkan bermain curang dengan menggunakan alat tertentu untuk memukul Ken, dan memasukkan alat tersebut ke dalam celananya Ken. Sayangnya, Ken masih cukup kuat dan menyerang balik. Singkat cerita, Ken berhasil mengalahkan The Rock dan berhak mendapat gelar Intercontinental Champion. Namun sayangnya, wasit meminta Ken untuk mengeluarkan alat tersebut dari celananya. Ken yang tidak tahu apa-apa mengatakan bahwa dia tidak curang. Wasit pun memutuskan untuk menarik kembali sabuk juara dan menyerahkan kepada The Rock. Ken marah dan lalu menyerang wasit," ceritanya

Pertandingan Ken dan The Rock di atas tentu membangkitkan kemarahan bagi penonton, khususnya penggemar Ken Shamrock. "Namun di luar itu, apakah kita benar-benar percaya bahwa kejadian di ring tersebut tanpa skenario?" ungkap Nur Wachid.

Lebih jauh ia menegaskan, potensi sportainment dalam industri sinema di Indonesia sangatlah besar. Salah satu indikatornya adalah banyak public figure yang membeli klub bola, dibangunnya berbagai macam fasilitas olahraga oleh para artis, dan sebagainya. Pasar sportainment yang cukup besar membuat berbagai brand mencoba masuk untuk mensponsori berbagai acara, termasuk Tiba-Tiba Tenis yang disponsori oleh perusahaan otomotif terbesar di Jepang.

Apakah pasar ini hanya dimonopoli para artis atau mereka yang sudah punya cukup nama dalam dunia hiburan saja? "Tentu tidak. Orang-orang yang bekerja di industri kreatif, baik yang di belakang layar maupun yang di depan layar, mereka bisa terjun dalam sektor ini asalkan punya ide kreatif dalam memadukan olahraga dengan hiburan," jawabnya.

Dituturkan Nur Wachid, pertandingan olahraga tidak hanya artis lawan artis, tapi bisa juga politisi lawan politisi, partai lawan partai, atau lainnya. Banyak sekali olahraga di Indonesia yang perlu dibangkitkan kembali melalui sportainment.

"Kemenangan Jeka Saragih, atlet MMA asli Indonesia yang berhasil masuk babak final Road to UFC sebenarnya bisa dibuat dalam versi sportainment. Pertandingannya sendiri tidak bisa diutak-atik, karena menjadi standar organisasi MMA dunia. Namun, pra dan paska kemenangan Jeka, banyak hal-hal kreatif yang bisa diangkat agar olahraga MMA semakin dikenal oleh masyarakat Indonesi," ia meyakini.

Jadi, menurut Nur Wachid, sudah saatnya para pelaku industri kreatif mulai menggarap sportainment sebagai salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam industri kreatif di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)