Platform streaming online Netflix makin naik daun. Bisnis distribusi hiburan online terbesar di dunia itu menghadapi kenyataan mengembirakan dengan pendapatan streaming tumbuh dari 1,2 miliar dolar AS pada 2007 menjadi 6,8 miliar dolar AS pada 2014. Pada 2015, harga sahamnya naik lebih dari 130 persen. Saat ini Lebih dari 80 juta orang di seluruh dunia berlangganan Netflix .
Pada bulan Januari 2016, perusahaan mengumumkan telah menyediakan layanan di lebih dari 130 negara .
Selain itu , program asli Netflix , seperti House of Cards dan Orange is the New Black semakin popular dan digandrungi oleh banyak penonton. Reed Hastings, pendiri Netflix mengatakan, Netflix tengah berada pada periode stabilitas.
"Tantangan kami adalah tantangan eksekusi, yakni mempertahankan Netflix agar terus dapat menyedot pelanggan dengan tayangan yang berkualitas,” katanya baru-baru ini kepada New York Times.
“Banyak pihak menilai bahwa Netflix sekarang mengalami masa kejayaan dengan revenue yang meroket. Namun, mereka tidak tahu bahwa Netflix sempat mengalami masa-masa sulit,” aku Reed.
Netflix menghadapi strategi krisis eksistensial seperti yang dihadapi di 2007-2010, ketika bisnis penyewaan DVD original terpuruk . Sama halnya seperti penyiaran televisi mengalahkan radio di tahun 1940-an dan 50-an dan sebagai kehadiran TV kabel mengalahkan penyiaran TV konvensional pada 1970-an dan 80-an.
Siaran hiburan streaming secara online dimana pengguna (user) dapat memilih film dan serial televisi untuk ditonton yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja belakangan ini mulai mendominasi . Penonton mulai beralih ke siaran streaming sehingga memukul bisnis penyedia kabel. Banyak layanan TV kabel kehilangan jutaan pelanggan dalam lima tahun terakhir.
Selain Netflix, banyak pemain di siaran streaming lebih dulu hadir, seperti ABC , NBC , dan CBS. Mereka memiliki banyak pelanggan. Namun, Netflix yang datang berlakangan ternyata mampu menggaet banyak pelanggan. Bahkan, Netflix saat ini merupakan sepertiga dari lalu lintas Internet di Amerika Serikat.
Dominasi Netflix tak lepas dari keunggulan yang dimilikinya, seperti kelengkapan koleksi konten, dan tersedianya beberapa fitur yang memanjakan penonton. Untuk menciptakan konten yang sesuai keinginan penonton, diakui Reed, bukan perkara mudah. Perlu riset mendalam tentang habit, selera, hingga psikografis penonton secara umum.
Bisnis streaming, bagaimanapun, mengeluarkan biaya infrastuktur yang relatif lebih murah dibandingkan infrastruktur untuk TV konvensional atau TV kabel. Netflix menciptakan jaringan konten-pengiriman sendiri dengan server di lebih dari 1.000 lokasi.
Tapi itu jenis investasi kacang dibandingkan dengan membangun jaringan stasiun TV lokal atau meletakkan bermil-mil kabel. Inilah keunggulan lainnya sehingga membuat bisnis Netflix terus eksis. Dengan mengandalkan basis pelanggan, Netflix tumbuh "personalisasi".
Saat ini jumlah pelanggan Netflix sekitar 65 juta pelanggan. Diprediksi jumlahnya akan meningkat berkali lipat tahun depan hingga mencapai 200 juta pelanggan dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Berarti, Netfilx siap-siap menampung pundi-pundi dari lonjakan jumlah pelanggan. (*)