Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial bagi pelaku bisnis di industri otomotif. Dalam setahun, ada 1 juta unit mobil yang terjual di Tanah Air. Nilai bisnisnya setara dengan Rp 200 triliun. Itu artinya, Indonesia menjadi pasar nomor satu di ASEAN untuk industri mobil. Hal serupa juga terjadi di pasar motor. Dalam setahun, penjualan motor di Indonesia tembus 8 juta unit atau setara dengan Rp 160 triliun. Dan, Indonesia menjadi nomor satu di ASEAN untuk pasar sepeda motor dan nomor tiga di dunia. Total, nilai bisnis otomotif di Indonesia mencapai Rp 360 triliun dalam setahun.
Demikian dipaparkan Dr. M. Nur Yuniarto, Direktur Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) pada saat press conference di kampus Universitas Budi Luhur (UBL), di Jakarta, hari ini (21/12). "Ironisnya, Indonesia hanya menjadi pasar dan belum berhasil memiliki produk otomotif buatan dalam negeri," ucapnya.
Oleh karena itu, ketika UBL menawarkan bersinergi untuk memproduksi bareng mobil listrik dengan brand BLITS. Diakui Kasih Hanggoro, MBA, Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti, "Kalau produk otomotif dari universitas bisa sampai ke tangan konsumen atau diproduksi massal di pabrikan, maka saya yakin Indonesia pasti maju," tegasnya.
Sayangnya, belum ada produk otomotif buatan lokal yang sampai pada fase itu. Apa pasal? Dijawab Kasih Hanggoro, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, yakni regulasi pemerintah yang tidak mendukung dan konsumen lokal yang western minded, alias urung menggunakan produk lokal dan memilih menggunakan produk luar negeri.
Demi menjawab tantangan itu dan untuk meyakinkan pasar lokal, dikatakan Kasih Hanggoro, maka BLITS akan terlebih dulu mengaspal di kompetisi bergengsi "Rally Dakar 2019". Pada kesempatan itu, BLITS akan dikemudikan langsung oleh Kasih Hanggoro yang sudah dua kali mengikuti rally bergengsi tersebut, yakni pada tahun 2010 dan 2011.
Sejatinya, selain meyakinkan pasar Indonesia bahwa produk buatan dalam negeri--dalam hal ini anak-anak bangsa dari ITS dan UBL--BLITS yang akan mengaspal di Rally Dakar 2019 akan menjadi ajang branding Indonesia di pasar Internasional. "Oleh karena itu, setelah BLITS Mobil, ke depan kami akan mempersiapkan proyek BLITS lainnya, yakni BLITS Cycle, BLITS Moto, BLITS ATV, dan BLITS Ridrone," target Kasih Hanggoro yang menyebutkan bahwa investasi untuk produk mobil listrik BLITS mencapai kurang dari Rp 1 miliar.
Ditargetkan akan diluncurkan pada Februari 2018 dan diujicoba pada April 2018, ditambahkan Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Didik Sulistyanto, "Proyek kerja sama BLITS dapat membuka peluang bagi seluruh dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian yang terkait dengan mobil listrik. BLITS pun akan menjadi mobil listrik pertama buatan anak bangsa yang memiliki paten dan HAKI."
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik UBL yang juga Pimpinan Proyek BLITS, Sujono, mengatakan bahwa tim mahasiswa ITS dan UBL serta Bengkel Idek dari Yogyakarta akan menjadi yang pertama di Indonesia dalam membangun mobil listrik buatan lokal. "Sampai saat ini, tim sudah merampungkan pembuatan rangka atau chasis mobil sesuai rencana," tutupnya.