MIX.co.id - Platform e-commerce yang membantu solopreneur (solo-entrepreneur) dan freelancer untuk menjual layanan dengan cepat dan mudah secara online, Solos, resmi diluncurkan pada Mei ini. Solos didirikan oleh anak muda asal Medan yang pernah memenangkan penghargaan Telkomsel NextDev Summit untuk entrepreneurship dan solusi digital, Ricky Willianto.
Solos menawarkan tiga solusi utama, yaitu sebagai portfolio builder, online shop for service, dan payment solutions for service sellers. Solusi ini diciptakan untuk mewujudkan misi Solos membantu freelancer dan solopreneur menemukan klien baru dengan cepat. “Solos juga memiliki visi untuk memberdayakan setiap orang untuk melakukan pekerjaan yang mereka sukai dengan cara yang berkelanjutan secara finansial,” ucap Ricky.
Lebih jauh ia menegaskan, Solos diciptakan untuk membantu mereka mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyepakati transaksi, yang pada akhirnya menghasilkan lebih banyak pendapatan. “Kami ingin meningkatkan pendapatan bagi para profesional Asia dari $20 per hari menjadi $20 per jam,” target Ricky.
Solos juga mampu menjawab tantangan yang selama ini dihadapi pelaku freelancing hadapi ketika menggunakan platform sejenis. Antara lain, biaya administrasi/bagi hasil yang mahal, komunikasi dengan klien yang dibatasi pada satu platform tertentu, dan skema pembayaran yang terbatas.
“Kami juga melengkapi Solos dengan teknologi yang memudahkan para freelancer untuk membangun website dan toko online, dengan tampilan depan (storefront) yang menarik dan memungkinkan para freelancer untuk memamerkan karya dan jasa mereka secara online dan kredibel. Dengan demikian, freelancers tidak perlu lagi membuat website terpisah atau mencantumkan Linktree atau tool sejenis yang berisikan tautan website, portfolio, nomor telepon, email, dan sosial media mereka. Sebab, Solos menghadirkan seluruh fungsi tersebut dalam satu tempat,” ujarnya.
Bahkan, Solos juga didukung dengan teknologi di belakang layar (back-end) yang membantu pengaturan proyek freelance dengan lebih mudah dan teratur, mulai dari project management, chat, tagihan, hingga sistem pembayaran. “Selain itu, Solos memberi kebebasan dan keleluasaan bagi para freelancer untuk menentukan cara bekerja dengan klien, kebebasan komunikasi langsung dengan klien, serta bebas menentukan cara pembayaran dengan klien,” lanjutnya.
Diklaim Ricky, berbeda dengan platform pencarian layanan freelance lainnya yang membatasi cara komunikasi dan skema pembayaran antara klien dengan freelancer, Solos memberi kebebasan bagi freelancer dan solopreneur untuk menawarkan layanan jasa mereka secara langsung kepada klien dengan platform komunikasi dan skema pembayaran yang bisa mereka tentukan sendiri.
Saat ini, tren freelancing sedang meningkat di dunia. Solos mengestimasi saat ini terdapat 70 juta freelancers dan solo entrepreneur di Asia Tenggara. Nilai pemasukan tahunan freelancers di Asia Tenggara tersebut mencapai $ 93 miliar. Sementara itu, World Bank mencatat pertumbuhan pelaku freelancing mencapai 30% setiap tahunnya dengan dominasi segmentasi usia 18-44 tahun.
Tren yang sama terjadi di Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat 33,34 juta orang bekerja sebagai freelancer dan small business owners hingga Agustus 2020. Angka ini naik 4,32 juta orang atau 26 persen dari tahun sebelumnya.
“Saat ini Solos fokus pada pertumbuhan di Indonesia. Kami saat ini berbasis di Bali, karena kami percaya Bali adalah pusat bisnis yang tepat untuk freelancer, solopreneur, dan digital nomads (orang yang bisa bekerja di manapun). Selain itu, Bali adalah kota berskala internasional yang menarik minat orang-orang dari berbagai negara. Kami pikir Bali akan memungkinkan kami untuk membangun komunitas global, namun juga masih memungkinkan kami untuk mempertahankan identitas kami sebagai bangsa Indonesia,” jelas Ricky.
Diakuinya, Solos telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam jumlah pengguna sejak pertama kali dioperasikan. Solos juga memiliki daya tarik global dan telah menerima minat dari freelancers dan solopreneurs dari Filipina, Australia, India, AS, dan pasar lain secara global. “Saat ini, kami tengah mengumpulkan seed round dari investor di Asia Tenggara dan Eropa. Sejauh ini Solos memiliki beberapa angel investor dari perusahaan seperti Microsoft, HSBC, JP Morgan, dan
Blackberry,” pungkas Ricky.