Pada awal tahun 2025, Jerman mengambil alih kepemimpinan (co-lead) IPG di JETP bersama Jepang. Melalui kelompok kerja yang dibentuk oleh GFANZ, lembaga keuangan terkemuka, termasuk Standard Chartered, berkomitmen bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan IPG untuk memobilisasi dan memfasilitasi pendanaan transisi energi.
Investasi pada proyek Saguling ini menjadi cetak biru untuk pengembangan proyek energi bersih di masa depan yang didukung oleh permodalan dari sektor publik dan swasta.
“Transaksi besar ini menunjukkan pentingnya kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk membuka pembiayaan yang diperlukan dalam memperluas energi hijau Indonesia, dan dapat menjadi contoh bagi proyek energi bersih di masa depan,” lontar Mary Schapiro, Vice Chair, GFANZ.
“Partisipasi kami dalam pembiayaan PLTS Terapung Saguling merupakan bukti nyata dedikasi kami dalam mobilisasi modal swasta untuk investasi energi bersih, khususnya melalui kemitraan seperti JETP,” timpal Donny Donosepoetro OBE, CEO, Standard Chartered Indonesia.
Sementara itu, Edwin Nugraha Putra selaku President Director of PT PLN Indonesia Power, menegaskan bahwa pihaknya telah memulai proyek Hijaunesia dan Hydronesia untuk mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia.
Proyek PLTS Terapung Saguling, menurutnya, tidak hanya menjadi tonggak sejarah sebagai proyek PLTS terapung pertama yang dibiayai melalui kemitraan sektor publik dan swasta, tetapi juga menunjukkan peran penting PLN Indonesia Power dalam mempercepat transformasi sektor energi di Indonesia.
“Kami yakin bahwa melalui kolaborasi dengan mitra global terkemuka seperti ACWA Power, Standard Chartered, DEG, dan Proparco, kami dapat mempercepat pencapaian target energi terbarukan nasional, sekaligus memberikan dampak positif yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas lingkungan,” tandas Edwin. ()
