Industri pulp dan kertas merupakan kontibutor devisa terbesar ke-7 dari sektor non-migas di Indonesia. Pada tahun 2016, industri pulp dan kertas menyumbang USD 3,79 miliar pada pendapatan nasional. Disamping itu, industri pulp dan kertas juga menyerap lebih dari 260.000 tenaga kerja Indonesia.
Martin Jimi - Sinar Dunia Consumer Domestic Business Head (kiri) dan Sovan K. Ganguly, Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head (kanan) dalam peluncuran inovasi kertas terbaru Sinar Dunia, Selasa (21/3) di Jakarta.
Tak heran jika Asia Pulp & Paper (APP), anak usaha Sinar Mas di bidang bubur kertas dan kertas, setidaknya memiliki tiga strategi untuk menggarap potensi pasar tersebut.
Pertama, dengan menghadirkan inovasi terbaru untuk produk kertas Sinar Dunia, yaitu kertas yang lebih tebal, lebih putih, dan lebih cerah, serta diklaim untuk hasil cetak yang lebih tajam. Dikatakan Sovan K. Ganguly, Asia Pulp and Paper Consumer Business Unit Head, peluncuran inovasi ini bertujuan untuj memenuhi permintaan sekaligus kebutuhan pasar saat ini.
"Saat ini, Sinar Dunia memimpin pasar dengan menguasai lebih dari 50% pangsa pasar kertas cetak dan fotokopi di Indonesia, khususnya produk buku tulis dan kertas. Kami optimis dengan inovasi baru pada produk kertas Sinar Dunia ini dapat mempertahankan posisi kami sekaligus meningkatkan pertumbuhan bisnis kami ke depan," kata Sovan saat peluncuran pada Selasa (21/3) di Gedung Arsip, Jakarta.
Kedua, untuk mendukung penjualan produk terbarunya, APP juga berencana akan ekspansi dengan memperluas jaringan distribusinya. Termasuk jaringan fotokopi, karena diakui Martin Jimi, SiDU Consumer Domestic Business Head bahwa market fotokopi mendominasi pangsa pasar kertas Sinar Dunia hingga 50%. Sisanya 40% pasar perkantoran, dan 10% home user.
“Kami akan memperluas dan memperkuat jaringan distribusi untuk memastikan bahwa kertas Sinar Duniatersedia sampai ke seluruh pelosok daerah di Indonesia. Untuk itu kami memperbanyak mitra bisnis baru untuk memastikan ketersediaan produk kertas Sinar Dunia terutama di luar Jawa dan Sumatera," imbuh Martin.
Strategi ketiga, dengan memperbanyak edukasi atau product knowledge, antara lain ke partner bisnis dan konsumen. Termasuk edukasi melalui jatingan blogger demi meningkatkan WOM di channel digital.
"Konsumsi kertas di Indonesia baru 33 kilogram per kapita per tahun. Kami berupaya untuk meningkatkan konsumsi tersebut, terutama konsumsi produk kertas di rumah yang sampai saat ini masih sangat rendah. Kami tidak khawatir dengan perkembangan teknologi digital, karena kertas akan selalu menjadi media yang baik untuk pengantar tulisan," pungkas Martin.