GDP Indonesia diprediksi akan tumbuh 5% setiap tahunnya hingga 2020 mendatang. Demikian hasil studi IHS Inc. GDP yang tinggi itu salah satunya dipicu oleh investasi infrastruktur yang dilakukan pemerintah Indonesia. Ya, pemerintah baru-baru ini telah memutuskan untuk memprioritaskan 30 proyek infrastruktur. Dengan demikian, penjualan baja pun akan menunjukkan tren positif, dengan proyeksi 15 juta ton pada akhir tahun 2016.
Fakta itulah yang membuat PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) kembali menggelar pameran dagang logam dan baja “Indometal 2016”. Event dua tahunan berskala Asia Tenggara itu merupakan event hasil kerja sama dengan Messe Dusseldorf Asia. Event ber-platform B2B (Business to Business) tersebut akan digelar selama tiga hari, 25-27 Oktober 2016, di Jakarta International Expo.
Pameran “Indometal 2016” akan menjadi ajang unjuk keahlian dan perkembangan terbaru di industri metal dan logam. Pameran tersebut juga dirancang utnuk menjawab tren dan kebutuhan industri metal dan logam. “Tak kurang dari 250 peserta atau eksibitor dari 30 negara akan berpartisipasi di ajang Indometal 2016. Kami menargetkan akan ada 8.000 pengunjung yang hadir di sana,” ujar Rini Sumaradi, Direktur WAKENI, hari ini (11/10) di Jakarta.
Ditambahkan Gernot Ringling, Direktur Utama Messe Dusseldorf Asia, “Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan untuk industri logam dan metal. Mengingat, pemerintah Indonesia saat ini mulai membangun proyek jalan tol sepanjang 209 mil hingga 2017 mendatang. Bahkan, industri logam dan baja di Indonesia pun menunjukkan pertumbuhan yang positif.”
Demi mensukeskan program tersebut, WAKENI juga menggandeng sejumlah mitra dan asosiasi. Antara lain, Kementerian Industri Republik Indonesia, Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA), Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO), Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI).
Pada pameran tersebut, akan digelar dua seminar dengan tema yang berbeda. Seminar pertama bertajuk “Penguatan Industri Logam dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur”, yang digelar pada 25 Oktober 2016. Pada seminar pertama tersebut dibahas juga master plan infrastruktur Indonesia dan korelasi anatara keberhasilan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi.
Memasuki seminar kedua, tema yang disajikan adalah “Peran Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dalam Meningkatkan Daya Saing Industri Logam dan Baja Indonesia”. Seminar kedua tersebut akan digelar pada 26 Oktober. “Kedua sesi seminar itu kami sediakan gratis untuk para pengunjung yang telah terdaftar,” tutup Rini.