Terdampak "Aksi Boikot", Ini Tiga Langkah Unilever Pulihkan Kinerja Bisnis

MIX.co.id - Aksi boikot produk atau perusahaan yang dianggap terafiliasi Israel, yang belakangan terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, turut berdampak pada PT Unilever Indonesia, Tbk.

Diungkapkan Benjie Yap, Presiden Direktur Terpilih PT Unilever Indonesia, Tbk., dalam konferensi pers yang digelar hari ini (7/2) secara virtual, pada kuartal ketiga (Q3) 2023, kinerja bisnis Unilever cukup baik. Penjualan Unilever juga kuat.

Namun, pada periode pertengahan November hingga Desember 2023, kinerja Unilever terdampak oleh sentimen negatif akibat geo politik di Timur Tengah. "Akan tetapi, sejak Januari 2024, kami mulai recovery. Trennya mulai meningkat. Kinerja kami sudah mulai kembali normal. Kalau terus meningkat, maka performa kami akan membaik, bahkan akan melampaui dari sebelumnya," ucapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, sejumlah upaya telah dilakukan untuk memulihkan kinerja Unilever. Pertama, Unilever melakukan koreksi atas hoax atau informasi palsu yang beredar di masyarakat. Upaya tersebut juga dilakukan Unilever bersama influencer.

Kedua, Unilever juga mengidentifikasi berbagai daerah yang terdampak paling buruk atas aksi boikot, antara lain Padang dan Aceh. "Selanjutnya, kami bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat, seperti tokoh agama di berbagai daerah untuk mengatasi aksi boikot ini," lanjutnya.

Ketiga, Unilever juga aktif untuk melaporkan hoax agar informasi palsu yang telah beredar di media sosial dapat di-take down. "Langkah seperti Ini bukan upaya sekali, tetapi kami aktif dan konsisten untuk memerangi hoax," terangnya.

Terkait tantangan yang akan dihadapi di tahun 2024, Benjie Yap mengaku bahwa salah satunya adalah masih dari eksternal, yakni geo politik di Timur Tengah. "Oleh karena itu, kami akan fokus menangani sentimen negatif dari konsumen. Dengan berbagai aksi yang telah kami lakukan, saat ini, kondisinya sudah mulai pulih. Kami akan mulai bertumbuh di kuartal kedua 2024, jika tren pemulihan ini terus berlanjut," yakinnya.

Pada kesempatan ini, ia juga membeberkan laporan kinerja keuangan untuk tahun 2023 (diaudit). Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun, laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun, dan menghasilkan peningkatan Gross Margin sebesar 346 bps dibandingkan tahun 2022.

"Komitmen kami untuk memperkuat fundamental bisnis tetap menjadi prioritas utama sepanjang tahun 2023. Pada Q3 2023, bisnis kami mulai tumbuh dengan mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3%, didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3%. Meski momentum positif ini terus berlanjut hingga Oktober 2023, pada November dan Desember dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik tahun tutup buku kami di 2023 menjadi -5,2%," ungkapnya.

Namun, upaya konsisten Unilever untuk menavigasi krisis ini telah mulai menunjukkan kemajuan pada Januari 2024. "Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami," lanjutnya.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)