Tingkatkan Literasi Keuangan, Visa Gelar Program “Visa Contactless Talk”

Visa sebagai penyedia jaringan pembayaran global ini memahami pentingnya edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan. Ditegaskan Dessy, Visa siap bekerja sama dan bersinergi dengan semua pihak untuk mengedukasi masyarakat. “Visa memiliki hampir lebih dari 50 klien yang dapat membantu memberikan edukasi, misalnya seputar pemakaian kartu kredit dan keamanan dalam bertransaksi, salah satunya melalui program contactless talk seperti hari ini. Kami juga memiliki website practicalbusinesskill.com dan practicalmoneyskill.com yang dapat diakses siapa saja untuk meningkatkan literasi keuangan. Selain itu, Visa juga memiliki Program Literasi Keuangan Ibu Berbagi Bijak untuk memberdayakan Wanita dalam mempersiapkan bisnis mereka,” terangnya.

Kendati digital banking sangat disukai karena ketersediaan layanan selama 24/7 dan proses yang sepenuhnya digital, studi Visa 2022 ini juga menemukan bahwa bank tradisional masih menjadi yang terdepan sebagai pilihan bank utama, karena alasan keamanan dan penilaian kredit, antara lain 46% takut rekeningnya di-hack; 39% khawatir akan terjadinya transaksi tidak sah atau penipuan; dan 35% menghkawatirkan jaringan yang tidak stabil.

Sementara itu, alasan populer untuk tetap memilih bank tradisional sebagai bank utama termasuk24% penilaian kredit menggunakan data keuangan alternatif; 23% merasa uangnya aman disimpan di bank tradisional; 21% merasa mendapatkan layanan pelanggan yang baik, dan pinjaman dapat diproses dan dicairkan lebih cepat.

Ditegaskan Dessy, Visa sebagai pemimpin global dalam teknologi pembayaran selalu berinovasi untuk menciptakan ekosistem pembayaran yang terkoneksi, terpercaya, aman, cepat dan nyaman bagi konsumen. Visa bekerjasama dengan pihak terkait termasuk regulator dan pemain industri.

“Untuk saat ini memang di Indonesia contactless payment Visa masih berbasis kartu fisik, tapi tidak perlu berpindah tangan ke kasir karena tinggal di-tap saja, sehingga lebih higienis. Di negara maju ini sudah beralih menggunakan device yang dimiliki seperti ponsel atau smart watch apa pun yang bisa disinkronisasi. Ini menggunakan tokenization. Dengan teknologi ini, nomor kartu kita sifatnya hanya belakang layar, dan untuk meningkatkan keamanan, nomor kartu ini tidak perlu lagi beredar di ekosistem,” pungkas Dessy.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)