INDONESIA: LUMBUNG PANGAN DUNIA TERSEMBUNYI?

Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia bisa mengoptimalkan kekayaan alamnya menjadi kekuatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sosial yang berkelanjutan.

Perubahan Pola Konsumsi Makanan

Indonesia melihat perubahan dalam belanja makanan. Pada 2027, rumah tangga Indonesia akan membelanjakan 31.9% dari anggaran mereka untuk makanan, sedikit naik dari 31.1% pada 2010.

Meskipun perubahan persentase tidak besar, peningkatan gaji dan pendapatan yang tersedia selama dua dekade terakhir telah meningkatkan belanja makanan secara nyata, memungkinkan keluarga membeli lebih dari hanya kebutuhan dasar.

Pertumbuhan pendapatan yang mencolok memicu lonjakan jumlah rumah tangga dengan pendapatan tahunan di atas USD 10,000 dari 9,8 juta pada tahun 2010 menjadi 33,2 juta pada tahun 2027. Dukungan dari pertumbuhan upah minimum yang telah meningkat dari IDR 910,000 per bulan pada tahun 2010 menjadi IDR 4,9 juta pada tahun 2022 menjadi salah satu faktor utama di balik tren ini.

Dari segi pengeluaran untuk makanan, empat kategori utama—roti, beras dan sereal; makanan laut; sayuran; dan produk susu—akan mengambil lebih dari 60% dari total pengeluaran makanan pada tahun 2027. Beras, sebagai bagian dari kategori bahan makanan pokok, tetap menjadi sumber kalori utama untuk keluarga di seluruh kelompok pendapatan, tetapi akan mengambil proporsi yang lebih besar dalam konsumsi di rumah tangga dengan pendapatan lebih rendah karena harganya yang terjangkau.

Sementara itu, pengeluaran untuk daging dan unggas diperkirakan akan meningkat dari 5,9% dari total pengeluaran makanan pada tahun 2010 menjadi 9,0% pada tahun 2027. Namun, pengeluaran untuk ikan dan produk ikan diperkirakan akan menurun dari 12,3% menjadi 4,9%, selama periode yang sama, disebabkan oleh inflasi harga ikan tahunan yang lebih rendah dibandingkan dengan produk makanan lain seperti daging dan unggas.

Indonesia, dengan salah satu industri perikanan terbesar di dunia dan menjadi salah satu eksportir ikan teratas, berhasil menjaga harga rendah untuk konsumen domestik. Ini menguntungkan rumah tangga tetapi menunjukkan tren penurunan dalam pengeluaran untuk ikan dan produk ikan.

Di sisi lain, konsumsi unggas terus meningkat, sementara konsumsi daging sapi dan babi tetap rendah. Dalam kategori pengeluaran untuk daging dan unggas, unggas akan mengambil bagian terbesar dari pengeluaran pada tahun 2027, meskipun ada pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran untuk daging sapi dan babi.

Pergeseran ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam kebiasaan makan di Indonesia tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas untuk industri makanan dan perencanaan kebijakan di kawasan ini, menyoroti kebutuhan untuk strategi yang lebih berfokus pada keberlanjutan dan keamanan pangan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)