Pertengahan Oktober ini, Universitas Budi Luhur (UBL) kembali menggelar sosialisasi program magang ke Taiwan. Program sosialisasi bertema “Magang di Luar negeri (Taiwan), Mengapa Tidak?“ itu menghadirkan International Officer Universitas Budi Luhur Dra. Ririt Roeswidiah , M.Kom” dan Brury Sartana, MM, M.Kom selaku Direktur Kemahasiswaan Karir dan Alumni UBL.
Melalui program tersebut, UBL mengajak mahasiswa untuk berani keluar dari zona nyaman, dengan melakukan magang di luar negeri. “Dengan magang di luar negeri, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan mengenai dunia kerja/industri. Akan tetapi, mereka juga akan memperoleh kemampuan berdaptasi dan living experience yang berbeda. Tentunya, hal itu akan membuat CV mereka menjadi outstanding,” ungkap Ririt.
Program magang di Taiwan tersebut, ditambahkan Brury, ditawarkan kepada mahasiswa guna menindaklanjuti perjanjian kerja sama antara Universitas Budi Luhur dengan Nanya Institute of Technology—yang notabene telah ditandatangani oleh kedua pimpinan Perguruan Tinggi pada 26 September 2016 lalu.
Lebih lanjut Ririt menegaskan, sebenarnya program Magang ke Taiwan sudah berjalan dan telah diikuti 6 mahasiswa kelas internasional (IBMS) pada bulan Februari 2017. Keenam mahasiswa tersebut adalah Ega (magang di Asus, perusahaan computer) , Clairine (magang di Paiho, perusahaan yang memproduksi berbagai macam merek sepatu sport), serta Chedric, Agatha, Gafar, dan Luki (magang di Fair Glory, perusahaan internasioanl logistic).
“Mereka adalah mahasiswa IBMS yang menyelesaikan program magang di Taiwan selama enam bulan. Setiap peserta akan memperoleh imbalan dari perusahaan tempat magang yang cukup untuk membayar biaya hidup selama di Taiwan,” papar Ririt.
Sebenarnya, aku Ririt, program magang tersebut ditawarkan tidak hanya bagi mahasiswa kelas internasional. Mahasiswa kelas reguler pun memiliki kesempatan yang sama, khususnya mahasiswa FTI, FT Elektro, dan FEB Manajemen. “Program Magang di Taiwan dapat dilakukan pada semester gasal maupun semester genap bagi mahasiswa yang telah menempuh minimal 90 SKS. Keberangkatan berikutnya direncanakan pada bulan Februari 2018,” tutupnya.