PT Uni-Charm Indonesia Tbk. meluncurkan produk pembalut Charm dan Protect Pollution Masker dalam kemasan kertas edisi terbatas, pada hari ini (3/6) secara virtual. Dua produk dengan kemasan kertas edisi terbatas itu menggunakan 100% pulp daur ulang, yang merupakan salah satu bahan utama dari produk Unicharm, sehingga menjadikannya sebagai kemasan kertas yang ramah lingkungan.
Dituturkan Yuji Ishii, President Director PT Uni-Charm Indonesia Tbk., “Untuk mengurangi dampak pada lingkungan dari penggunaan kantong plastik, kami merilis produk kemasan kertas dalam edisi terbatas dengan menggunakan 100% pulp daur ulang.”
Dia berharap, dengan membuat kemasan kertas pada produk pembalut Charm dan masker Protect Pollution, Uni-Charm dapat ikut berkontribusi dalam upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang sulit diurai oleh alam. “Peluncuran produk dalam kemasan kertas ini akan menjadi komitmen kami sebagai brand No. 1 Indonesia dan upaya nyata kami untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Yuji.
Melalui dua produk dengan kemasan edisi terbatas ini, Uni-Charm mengajak konsumen Indonesia untuk turut berkontribusi dalam upaya mengurangi sampah kemasan plastik. Dengan mengubah ke kemasan kertas, produk Charm dapat mengurangi jumlah plastik yang digunakan sekitar 70% dibandingkan dengan Paket kemasan sebelumnya. Sementara itu, untuk produk masker Protect Pollution, dapat mengurangi jumlah plastik yang digunakan sekitar 80% dibandingkan dengan kemasan sebelumnya.
“Secara keseluruhan, jumlah plastik yang digunakan pada total produk Charm dapat dikurangi sekitar 14,4%, dan sekitar 16,7% pada total produk masker Protect Pollution,” tandas Makoto Ichikawa dari R&D Department PT Uni-Charm Indonesia Tbk.
Dua produk dengan kemasan kertas edisi terbatas ini akan mulai tersedia di toko-toko online serta hypermarket dan supermarket tertentu di Indonesia pada pekan pertama Juni 2021. “Kami percaya bahwa melalui peluncuran kemasan kertas untuk Charm Safe Night dan Unicharm Maker Protect Pollution, kami akan bisa berkontribusi pada salah satu dari 17 Goals yang ditetapkan dalam SDGs yang diadopsi oleh PBB pada tahun 2015, No. 12, Responsible Consumption and Production,” pungkas Yuji.