Saat ini, LinkedIn adalah salah satu channel alternatif social media yang dapat digunakan untuk keperluan bisnis dan usaha. Namun, dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti B2B, Clutch, menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan di Amerika sudah meninggalkan strategi ini.
Ilustrasi
Di saat Facebook dan Twitter berada dinilai sebagai dua channel penting untuk pemasaran, YouTube berhasil menggeser posisi LinkedIn yang saat ini ada di posisi keempat. Namun keduanya sejajar dalam hal memunculkan tren pentingnya konten video dalam strategi pemasaran perusahaan. YouTube juga dianggap sebagai channel yang lebih tepat untuk mem-boost ranking SEO dan memperluas strategi konten. Sementara LinkedIn sampai saat ini masih menjadi private networking.
Ada perbedaan sekalipun beberapa channel memberi hasil terbaik bagi perusahaan. Itu pun tergantung pada target perusahaan masing-masing. Sejauh ini, Facebook masih menjadi channel yang paling memuaskan. Dalam sebuah studi, dari 304 responden, sebanyak 64% mengatakan Facebook memberikan hasil terbaik, diikuti LinkedIn 14%, dan Twitter 7%.
Selain itu, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa video dan foto adalah dua jenis konten terbaik di social media, masing-masing 23% dan 22%. Sementara infografis berada di bawahnya 11%. Survei ini juga meneliti tiga keuntungan dan peluang terbesar dalam menggunakan social media. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan social media biasanya untuk meningkatkan trafik website, membangun brand image, dan menyasar target audiens dan influencer.
Upaya Marketer
Upaya yang dilakukan marketer, antara lain memperkuat strategi social media, melacak hasil, dan selalu update dengan tren perubahan platform social media. Hal ini menegaskan kembali pentingnya peran video marketing dalam kampanye brand. Seperti yang dikatakan Jeff Gibbard, the president of True Voice Media, sebuah agensi pemasaran social media yang ikut terlibat dalam penelitian.
“YouTube adalah search engine terbesar kedua dan dimiliki Google, sehingga akan sangat mempengaruhi SEO,” katanya. Memang, video memakan banyak bandwidth di internet. Namun sangat mendukung strategi konten dalam tools pemasaran Anda, dan bisa digunakan sebagai media untuk konten dalam bentuk tulisan maupun gambar.