Permintaan alat kesehatan (alkes) sepanjang Januari hingga September 2016 telah meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai bisnis alkes di Tanah Air diperkirakan mencapai Rp 60 triliun pada tahun 2016. Demikian data yang dirilis Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).
Ironisnya, potensi pasar yang begitu tinggi masih belum ditunjang oleh pasokan dalam negeri. Menurut catatan ASPAKI, produk impor mendominasi pasar alkes sebesar 90%. Mayoritas didominasi oleh produk dari Tiongkok dan Eropa. Sisanya, 10% dipasok oleh produk alkes dalam negeri (lokal).
Adapun data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah alkes dalam negeri sudah dapat memenuhi 44,9 persen dari kebutuhan rumah sakit kelas A. Lantaran, saat ini sudah ada 2.623 alkes dalam negeri yang sudah memenuhi izin edar dan standard internasional yang sudah digunakan di beberapa fasilitas kesehatan.
Berangkat dari fakta itulah, maka Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF) menggagas sebuah kompetisi sekaligus penghargaan khusus sebagai apresiasi kepada individu, institusi, atau kelompok yang telah menerapkan atau melakukan inovasi di bidang kesehatan. Program tersebut diberi nama "IndoHCF Innovation Award 2017".
Diungkapkan Ketua Umum IndiHCF Dr. dr. Supriyantoro, SpP, MARS, "Kesehatan merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. Hal itu bukan tanggung jawab pemerintah, tetapi juga para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, kami inhin berkontribusi lewat program IndoHCF Innovation Award. Misi kami adalah meningkatkan kualitas pelayanan keshatan di Indonesia. Ini adalah program perdana dan diharapkan menjadi ajang tahunan."
IndoHCF Innovation Award digelar mulai Januari hingga Mei 2017. Ditambahkannya, pendaftaran kompetisi dibuka sejak Januari hingga akhir Maret 2017. Selanjutnya, pengumuman finalis atau pemenang dilakukan pada April hingga awal Mei 2017. Sedangkan malam penghargaan digelar pada 23 Mei 2017.
Dikatakan Supriyantoro, pada program IndoHCF Innovation Award, ada lima kategori yang dihadirkan. Pertama adalah Inovasi SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) Pra-RS, yang dapat diikuti oleh pemerintah daerah (pemda) kabupaten atau kota yang sudah mengimplementasikan inovasi mereka. "Harapannya, langkah ini dapat mendukung percepatan integrasi SPGDT Pra-RS di suatu daerah," tegasnya.
Kedua adalah kategori Inovasi Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Kategori ini juga dapat diikuti oleh pemda kabupaten atau kota, yang sudah mengimplementasikan inovasinya. Harapannya, melalui kategori ini, terjadi percepatan terkait peningkatan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam upaya angka stunting, morbiditas, dan mortalitas.
Ketiga, kategori Inovasi Alat Kesehatan yang dapat diikuti oleh individu, institusi, atau kelompok yang dapat melakukan inovasi atau temuan di bidang alat kesehatan yang tepat guna dan berdaya guna. "Harapannya, langkah ini dapat mendorong peningkatan produksi alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas," ucapnya.
Keempat, kategori Inovasi E-Health, yang dapat diikuti individu, institusi, atau kelompok. Mereka dapat melakukan inovasi ICT (Information & Communication Technology) di bidang kesehatan dala bentuk software maupun hardware. "Kami berharap anak-anak muda dan startup dapat ikut serta," ujarnya.
Kelima adalah kategori Inovasi Seni Kreasi Promosi Kesehatan. Pada kategori ini, dikatakannya, peserta individu, institusi, atau kelompok dapat mengirimkan video kampanye promosi mereka. Tiga pemenang juga berkesempatan tampil di ajang awarding night. "Kami berharap hal ini dapat mendorong pengembangan kreativitas dalam mengkomunikasikan program promosi kesehatan kepada masyarakat," imbuhnya.
Dari kelima kategori itu, dituturkan Supriyantoro, ditargetkan masing-masing kategori diikuti oleh 50 peserta. "Khusus untuk kategori Inovasi E-Health, kami berharap jumlah peserta bisa mencapai 100," ungkapnya, yang menyebutkan bahwa salah satu hadiah yang disediakan untuk pemenang adalah uang tunai sebesar Rp 10 juta hingga Rp 50 juta.
Dalam rangkaian program tersebut, akan digelar kegiatan seminar atau workshop terkait isu kesehatan. "Antara lain, seminar dan workshop terkait e-Health guna menggalakkan perkembangan industri teknologi informasi yang dapat menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia," tutupnya.