Upaya Tectona Terapkan Gender Equality dalam Budaya Perusahaan

Hal senada turut dirasakan Devoni Putri Rahajeng, sarjana muda lulusan Teknik Industri di Universitas Islam Indonesia, yang kini menjawab sebagai Health, Safety & Environment (HSE) Officer PT Tectona Mitra Utama. Dalam perannya sebagai HSE Officer, Devoni bertanggung jawab memastikan implementasi standar keselamatan kerja, mengelola risiko, serta berkoordinasi dengan berbagai departemen dan pemangku kepentingan.

Baginya, pekerjaan ini menantang sekaligus menarik karena memberikan kesempatan untuk memahami proses kerja secara menyeluruh dan berkontribusi langsung dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Berkarier di industri pertambangan, minyak, dan gas yang masih didominasi pria tentu memiliki tantangan tersendiri. Devoni menghadapi stereotip mengenai peran perempuan di sektor ini, namun dengan kompetensi dan dedikasi, ia berhasil membuktikan bahwa perempuan juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan.

Salah satu pengalaman paling berkesan dalam kariernya adalah saat ia dipercaya memimpin tim HSE di proyek pertambangan di Kalimantan Selatan, di mana ia mengelola berbagai aspek keselamatan, mulai dari dokumen hingga operasional lapangan.

“Awalnya, ekspektasi saya ke perusahaan adalah yang ditugaskan ke site itu hanya laki-laki, sedangkan perempuan hanya di office. Ternyata, tidak seperti itu. Saya, perempuan, juga diberikan kesempatan dan dipercaya oleh perusahaan untuk ke site. Artinya, perusahaan tidak membandingkan gender maupun usia. Jika memang ada kebutuhan dan urgensinya dibutuhkan, maka baik karyawan perempuan ataupun laki-laki punya kesempatan yang sama,” ceritanya.

Selanjutnya, pada saat perusahaan mempercayakannya untuk langsung terjun ke salah satu site, tepatnya di Kalimantan Selatan, Gen-Z yang baru saja lulus kuliah itu, langsung mengapresiasi. “Waktu itu, saya ditugaskan di sana selama 35 hari. Meski di sana semuanya laki-laki, mereka memperlakukan saya sama, termasuk saya juga memiliki hak suara yang sama dalam hal berpendapat,” ungkap Devoni.

Sementara itu, terkait inisiatif keberlanjutan, diakui Ading, TMU turut memperkuat komitmennya dalam pemberdayaan komunitas lokal dan penerapan prinsip keberlanjutan di setiap lini operasionalnya. Melalui kolaborasi dengan mitra lokal, TMU berupaya memperkuat rantai pasok dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar, termasuk merekrut tenaga kerja dari masyarakat setempat di lokasi proyek.

Dalam mendukung keberlanjutan, TMU aktif berkontribusi pada pengembangan sektor energi terbarukan melalui pelaksanaan berbagai proyek studi kelayakan, termasuk turbin angin, geothermal, hydro power, dan panel surya. Salah satu proyek unggulan adalah pembangunan panel surya di Berau, Kalimantan Timur, yang mendukung klien dalam transisi menuju energi bersih. Selain itu, TMU juga menerapkan teknologi Sandwich Panel dalam pembangunan Mess Facility, sebagai langkah konkret dalam mewujudkan praktik konstruksi yang ramah lingkungan.

Selanjutnya, dalam aspek sosial, TMU juga menunjukkan kepeduliannya terhadap pembangunan sosial dan keagamaan dengan mencanangkan program CSR (Coporate Social Responsibility) 1.000 Mushola yang diinisiasi pada 2024 lalu. Inisiatif ini bertujuan memperkuat hubungan positif dengan masyarakat di sekitar area operasional sekaligus berkontribusi pada kesejahteraan komunitas.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)