Vaksin AstraZeneca Dinyatakan Aman dan Sudah Digunakan di 171 Negara

Di tengah maraknya berita hoaks terkait vaksin AstraZeneca yang dianggap menimbulkan efek samping berbahaya, pemerintah melalui juru bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, memastikan Vaksin AstraZeneca aman digunakan oleh masyarakat di bawah usia 30 tahun.

"Pemakaian Vaksin AstraZeneca di Indonesia sudah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melalui penerbitan izin penggunaan darurat pada 22 Februari 2021 lalu. Jadi, BPOM sudah melihat vaksin ini lebih besar manfaatnya. Jika tidak, akan kita lakukan evaluasi dan ubah kebijakan. Tapi sampai saat ini tidak ada perubahan," ucapnya dalam Katadata Forum Virtual Series, yang digelsr hari ini (18/6).

Lebih jauh ia menegaskan, saat ini sudah ada 171 negara yang menggunakan Vaksin AstraZeneca dalam rangka mengatasi pandemi Covid-19. Vaksin tersebut diberikan kepada penduduk usia minimal 18 tahun.

Terkait isu yang mengatakan ada efek samping berbahaya dibandingkan penggunaan Vaksin AstraZeneca, ia menegaskan, memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat.

"Jika masyarakat mengidap penyakit yang berhubungan dengan kekentalan atau kelainan darah, maka harus menyampaikan hal tersebut kepada petugas saat skrining berlangsung. Efek samping pasca vaksin juga dapat muncul beberapa menit setelah disuntik, bahkan terjadi setelah 7-20 hari," lanjutnya.

Menurutnya, efek samping tidak perlu ditakutkan. Sebab, 4 dari 1 juta kasus itu terjadi penggumpalan darah. Tapi, penggumpalan darah itu bukan berarti tidak bisa ditanggulangi, apalagi kalau kita cepat ke fasilitas layanan kesehatan," ujarnya.

Dia pun mengingatkan agar masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan meski telah divaksin. Hal itu perlu dilakukan lantaran belum semua masyarakat Indonesia menerima vaksin, serta kasus positif covid-19 meningkat usai libur panjang Idul Fitri.

"Saat ini, saya lihat masyarakat juga jaga jarak mulai kurang. Antrean sudah kurang dari 60 sentimeter. Bahkan, kalau kita lihat sudah mulai kerumunan lagi. Analisis kami, puncak kasus Covid-19 akan terjadi di bulan Juli," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)