marcomm

The New Normal in Marketing Communications

Istilah “new normal” merujuk pada kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berbeda setelah pandemi COVID-19. Konsep ini menggambarkan cara orang harus menyesuaikan diri dengan dunia paska pandemi, termasuk dalam hal cara bekerja, berbelanja, belajar, berkumpul, dan berinteraksi dengan orang lain.

Dalam konteks bekerja, new normal berarti banyak perusahaan dan organisasi harus mengubah cara mereka bekerja, termasuk cara mereka berinteraksi dengan karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis. Banyak perusahaan yang beralih ke model kerja jarak jauh atau bekerja dari rumah untuk menghindari kerumunan dan meminimalkan risiko penyebaran virus.

Selain itu, new normal juga menghasilkan perubahan dalam kebiasaan konsumen. Konsumen mungkin menjadi lebih sadar akan kesehatan dan kebersihan, serta lebih cenderung untuk berbelanja secara online dan meminimalkan kontak dengan orang lain.

Secara umum, new normal menuntut kita untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan mendorong penggunaan teknologi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi kita di tengah pandemi COVID-19.

New normal juga berdampak pada cara perusahaan melakukan komunikasi pemasaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi pemasaran di era new normal antara lain, pertama, penggunaan platform digital. Semakin banyak konsumen yang memilih untuk berbelanja secara online dan mengakses informasi melalui internet, sehingga perusahaan harus memastikan bahwa kampanye pemasaran mereka mencapai konsumen di platform digital seperti situs web, media sosial, email, atau aplikasi mobile.

Kedua, kreativitas dalam konten. Karena pesaing semakin banyak dan pesan pemasaran semakin banyak ditemukan, perusahaan perlu menciptakan konten yang kreatif dan menarik untuk menarik perhatian konsumen. Konten pemasaran juga harus mencerminkan sensitivitas terhadap situasi pandemi saat ini, seperti mengutamakan kebersihan dan kesehatan, atau menawarkan solusi untuk mengatasi perubahan yang ditimbulkan oleh pandemi.

Ketiga, memperhatikan kebutuhan dan preferensi konsumen: Konsumen saat ini mungkin memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda dibandingkan sebelum pandemi, seperti lebih mengutamakan produk yang membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari atau menawarkan pengalaman belanja yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami kebutuhan dan preferensi konsumen mereka dan menyesuaikan kampanye pemasaran mereka di era new normal ini.

Keempat, kolaborasi dengan influencer. Banyak konsumen saat ini mencari rekomendasi dari influencer di media sosial sebelum membeli produk. Oleh karena itu, kolaborasi dengan influencer dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan kesadaran merek dan memperluas jangkauan kampanye pemasaran.

Kelima, menerapkan prinsip keberlanjutan. Di era new normal, konsumen semakin peduli dengan masalah keberlanjutan dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan dapat memperkuat pesan pemasaran mereka dengan menekankan komitmen mereka terhadap prinsip keberlanjutan dan bertindak untuk mempromosikan produk dan layanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Agar berhasil beradaptasi dengan kondisi new normal dalam komunikasi pemasaran, perusahaan telah menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan mengikuti tren dan perubahan yang terjadi di masyarakat dan memperhatikan kebutuhan dan preferensi konsumen.

9 Maret lalu, Cadbury meluncurkan iklan kampanye Paskah UK-nya. Iklan itu menampilkan seorang lelaki tua yang menyembunyikan telur Paskah untuk cucu-cucunya. Tak ada yang menduga bahwa iklan yang tujuannya adalah untuk menginspirasi kedermawanan & kebahagiaan itu justru berisiko bila dilakukan.

Dalam 10 hari peluncurannya, Cadbury menarik iklan TV tersebut karena tidak sesuai dengan konddisi saat ini. Wabah Covid-19 telah mengubah pandangan ketika orang-orang berusia di atas 70 tahun disarankan oleh pemerintah untuk mengasingkan diri selama 12 minggu dan penduduk lainnya untuk tinggal di rumah jika memungkinkan.

Page: 1 2 3 4

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

XL Axiata Turut Sukseskan World Water Forum Ke-10

MIX.co.id - XL Axiata berpartisipasi dalam mensukseskan gelaran event internasional di ajang World Water Forum…

22 hours ago

Skincara Gelar Festival Produk Kecantikan Asal Korea dan Jepang

MIX.co.id - Skincara berkolaborasi dengan Lippo Mall Puri dan Guardian menggelar "Skincara SPF++ Festival", pada…

22 hours ago

Gandeng Sarinah, YDBA Gelar Bazar bagi 50 UMKM Binaan

MIX.co.id – Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berkomitmen memandirikan Usaha Mikro Kecil dan…

1 day ago

Daikin Targetkan 500 Peserta di Program “Daikin Proshop Designer Awards 2024”

MIX.co.id - Daikin Airconditioning Indonesia kembali meluncurkan program “Daikin Proshop Designer Awards 2024” (DDA), pada…

2 days ago

Jelang Liburan Musim Panas, Vietjet Gelar Program Promo untuk Pelanggan dan Wisatawan

MIX.co.id - Memasuki liburan musim panas, Vietjet menghadirkan program consumer promo untuk para pelanggan loyal…

2 days ago

Grand Rakata Residence Hadirkan Klaster Premium Bergaya Skandinavia

MIX.co.id - Pengembang perumahan di kota Cilegon-Banten yang merupakan unit bisnis dari PT Krakatau Sarana…

2 days ago