Guna mencapai target 450 juta liter minuman di Indonesia, PT Coca-Cola Amatil Indonesia resmi menambah dua lini produksi baru berkapasitas 60 ribu botol per hari di Cikedokan, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (31/3). Dengan total investasi mencapai US$ 500 juta, tambahan dua fasilitas produksi tersebut merupakan bagaian dari strategi ekspansi Coca-cola di Indonesia.
Muhtar Kent, CEO The Coca-Cola Company
Dikatakan Muhtar Kent, Chairman dan Chief Executive Officer The Coca-Cola Company di Bekasi, Selasa (31/3), “Kami telah menambah dua lini produksi dengan kapasitas produksi 60 ribu botol per jam, di mana produksi-produksi ini akan kami pasarkan demi memenuhi kebutuhan domestik.”
Muhtar Kent mengatakan, hal ini menandai langkah awal investasi yang akan dilakukan di Indonesia yaitu terkait investasi senilai US$ 500 juta untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya di pasar Indonesia dalam 3-4 tahun ke depan. “Kami melihat Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan dan merupakan salah satu motor pertumbuhan untuk meraih visi jangka panjang kami," ujarnya.
Dia mengungkapkan, investasi baru ini juga akan menambah total nilai investasi yang telah mencapai US$ 1,2 miliar yang dilakukan The Coca-Cola System di Indonesia selama 25 tahun terakhir. “Investasi senilai US$ 500 juta ini menegaskan kembali keyakinan kami pada Indonesia dan akan membantu menangkap peluang untuk terus berkembang di Indonesia,” imbuhnya.
Melihat dari sisi produksi, Sejak tahun 2012, pabrik Coca-Cola di Cikedokan ini telah memiliki tiga lini produksi. Lini produksi pertama, yang memroduksi Frestea ukuran 500 ml dengan kapasitas 21 ribu botol per jam mulai beroperasi di tahun 2013. Selain itu pada tahun yang sama, lini keempat pabrik mulai beroperasi dengan kapasitas 21 ribu botol per jam yang digunakan untuk memroduksi minuman berkarbonasi.
Memasuki tahun 2015, Coca-Cola ingin terus memperkuat pasar di Indonesia dengan menambah kapasitas produksi dengan adanya tambahan dua fasilitas produksi baru. Kedua lini baru ini digunakan untuk memroduksi carbonated soft drinks (CSD) dengan ukuran 1 liter dan 1,5 liter dengan total kapasitas 28.800 botol per jam. Sementara sisa kapasitas produksi sebesar 31.200 botol per jam akan digunakan untuk produksi varian Frestea dan Aquarius Cup, yang rencananya akan diproduksi di lini produksi kelima.
“Namun lini kelima ini belum beroperasi. Kami harapkan lini produksi ini segera beroperasi dalam waktu dekat. Jadi kini lini baru yang sudah berjalan adalah minuman berkarbonasi yang kami produksi di lini kedua,” ujar Kadir Gunduz, Presiden Direktur PT Coca-Cola Amatil Indonesia.
Sementara pada 2014, perusahaan juga menambah lini produksi dengan kapasitas 30 ribu botol per jam, yang digunakan untuk memroduksi Minute Maid 350 ml dan Frestea Fruit 500 ml. “Jika dikonversikan ke satuan liter, maka pada akhir tahun ini kapasitas kita bisa mencapai 450 juta liter dari sebelumnya sebesar 190 juta liter jika lini kelima ini sudah beroperasi,” ujar Kadir.
Sementara itu, ketika diajak pihak Coca-cola untuk berkunjung ke dalam fasilitas lini produksi terbaru mereka, disebutkan Engineering Manager PT Coca-Cola Amatil Indonesia Sudjono, pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 10 hektare (Ha) dengan mempekerjakan 200 karyawan. Di dalam pabrik ini terdapat lima lini produksi yang setiap harinya memproduksi minuman.
“Ada lima lini. Lini satu untuk Freshtea yang menghasilkan 21ribu botol perjam, lini dua untuk Minute Maid Pulpy menghasilkan 30 ribu botol per hari, lini 3 untuk Fanta, Coca-cola, dan Minute Maid Pulpy dengan 30 ribu botol per hari, lini 4 untuk Hotfill ada 21 ribu botol per hari,” kata dia di Bekasi, Selasa (31/3/2015). Sementara untuk lini 5, lanjut dia, saat ini masih dalam tahap pembangunan.