Facebook Berdampak pada Bisnis UKM Indonesia

Aplikasi Facebook dapat membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memulai bisnis dan mengidentifikasi peluang baru. Sebanyak 50% UKM menyatakan menggunakan Facebook untuk mengembangkan usahanya, sedangkan 43% UKM mengaku mendirikan bisnis terinspirasi oleh ide-ide yang diperoleh dari Facebook.

Fakta tersebut terungkap dalam hasil survei Facebook Indonesia bekerja sama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory mengenai dampak aplikasi Facebook terhadap ekonomi dan sosial di Indonesia.

"Aplikasi Facebook berperan di setiap lini proses bisnis, mulai dari riset, penjualan sampai mempertahankan konsumen," ujar Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hatari, saat konferensi pers Facebook Indonesia Summit di Jakarta, medio Oktober lalu. Di Indonesia, Facebook memiliki aplikasi Facebook, WhatsApp, Messenger dan Instagram.

Survei bertajuk "Connecting Indonesia: Facebook's Social and Economic Impact in Indonesia" melibatkan 1.220 responden individual, 1.033 responden bisnis, 565 organisasi komunitas dan 410 responden pemerintahan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan pada 27 Juni–6 Agustus 2019.

Dari responden bisnis yang disurvei diperoleh data bahwa 75% setuju bahwa penggunaan aplikasi Facebook mengurangi biaya pemasaran, 63% setuju aplikasi mengurangi biaya layanan pelanggan, dan 56% menyebutkan lebih rendahnya biaya penelitian dan pengembangan. Sebagian besar (92%) mengatakan aplikasi Facebook membantu meningkatkan jumlah pelanggan.

Para responden menilai bisnis online merupakan pelengkap dari bisnis konvensional yang mereka jalani. Mereka berjualan secara online maupun offline. Sebanyak 89% responden menggunakan platform dari Facebook untuk mengembangkan usaha, sementara 81% juga memiliki toko fisik.

Kemudian, 94% dari responden bisnis mempromosikan produk melalui platform digital merupakan hal yang penting, 76% menggunakan aplikasi dari keluarga besar Facebook (Facebook, WhatsApp, Messenger dan Instagram) untuk mempromosikan barang dagangan.

“Pada umumnya pebisnis mengkombinasikan beberapa platform dari Facebook untuk menunjang bisnis mereka,” kata Benjamin Joe, Wakil Direktur Facebook untuk Asia Tenggara. Umpamanya, Instagram untuk mengenalkan dan promosi produk, sedangkan WhatsApp untuk komunikasi dengan pelanggan.

Lebih jauh, Facebook juga dimanfaatkan lembaga pemerintah sebagai channel komunikasi dengan publik. Menurut Ruben Hattari, aplikasi di bawah naungan Facebook seperti WhatsApp dan Instagram turut mendukung program e-government. Dia mencontohkan Direktorat Jendral Imigrasi, yang memanfaatkan Halaman Facebook untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Temuan dalam survei terkait e-government adalah 75% lembaga pemerintah menggunakan aplikasi untuk memberi tahu publik tentang rencana merumuskan atau mengubah kebijakan, dan 84% lembaga pemerintah menerima umpan balik umum dari publik. “Setidaknya ini mengubah cara aduan masyarakat yang dulunya melalui call centre, sekarang melalui pesan singkat di WhatsApp atau Instagram yang lebih mudah,” lanjut Hattari lagi.

Sebanyak 98% pejabat pemerintah itu mengatakan menindaklanjuti umpan balik yang diterima dan memberikan tanggapan. Dengan mengaktifkan komunikasi yang lebih baik, 95% pejabat setuju bahwa aplikasi Facebook dapat membantu mempromosikan keterbukaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)