Sepanjang kuartal pertama 2015, tak kurang dari 93 startup di Asia Tenggara telah mendapat suntikan pendanaan hingga mencapai US$ 650 juta atau setara dengan Rp 8,46 triliun. Dan, salah satu negara yang tengah menjadi sorotan adalah Indonesia. Ya, jumlah startup di Indonesia pada kuartal pertama 2015 mecapai 24 startup, alias tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 14 startup. Pertumbuhan startup juga dibarengi dengan tingginya angka freelancer (pekerja lepas) yang tumbuh 53%.
Pertumbuhan startup dan freelancer tersebut rupanya menjadi peluang bisnis baru. Salah satunya, bisnis co-working space, yakni jasa ruang sewa kantor. Diungkapkan Rendy Latief, Chief Executive Officer Conclave, “Di Indonesia, keberadaan co-working space masih sangat minim. Sementara, industri kreatif, startup, serta freelancer terus bertumbuh. Oleh karena itu, Conclave hadir untuk menjawab kebutuhan para startup, freelancer, maupun profesional yang lebih banyak bekerja di luar kantor seperti cafe.”
Berbeda dengan co-working space yang sudah ada, Conclave menghadirkan tiga added value yang memang dibutuhkan oleh startup, freelancer, maupun profesional—yang notabene merupakan target market dari Conclave. Ketiga added value itu adalah akses lokasi yang strategis, di Jalan Wijaya-Jakarta Selatan; kecepatan WiFi berbasis fiber optic hingga 100 Mbps; hingga fasilitas penunjang bisnis seperti auditorium berkapasitas 125 orang, meeting room berkapasitas 10 orang, perpustakaan, entertainment room, dan shower room.
Tarif yang dikenakan Conclave pun terhitung terjangkau sekaligus bervariatif sesuai kebutuhan. Yakni, mulai dari Rp 50 ribu per jam, Rp 200 ribu per hari, Rp 1 juta per minggu, Rp 3 juta per bulan, hingga Rp 12,5 juta per team. “Sejak soft launching padaDesember 2014 lalu, mayoritas penyewa memang masih banyak dari para profesional, yakni mencapai 40% atau 500 member. Mereka menyewa 2-3 jam. Selanjutnya, diikuti oleh freelancer 30%, dan sisanya startup,” tutur Rendy.
Istimewanya, Conclave juga menawarkan ekosistem bisnis yang memang dibutuhkan para pebisnis pemula. “Antara lain, klien atau perusahaan yang memang memberikan pendanaan bagi para startup, seperti Monk's Hill Ventures dari Singapura, Fenox Venture Capital, Venture Capital dari Jepang, dan Metra Digital Investama dari Indonesia. Selain itu, klien kami lainnya adalah Local.co.id yang merupakan perusahaan yang meng-empower local talent untuk industri kreatif, Fabelio (e-commerce furniture), dan JobForward. Melalui Conclave, mereka bisa mengembangkan jaringan seluas-luasnya melalui interaksi dengan para tenant,” tambah Aditya Hadiputra, Chief Financial Officer yang juga Co-Founder Conclave.
Dipaparkan Aditya, Conclave juga menyediakan kantor virtual (virutal office) dan domisili bagi startup yang membutuhkan alamat pos dan korespondensi. “Dengan aneka fasilitas perkantoran yang lengkap dan memadai, Conclave dapat menjadi jawaban bagi para startup dan freelancer yang belum bisa menjangkau sewa ruang kantor di gedung-gedung prestisius yang bertarif mahal,” katanya.
Tak hanya di Jakarta, Conclave juga berencana melakukan ekspansi ke daerah Bali. Dalam waktu dekat, November 2015, Conclave akan buka di daerah Seminyak, Bali. “Selanjutnya, kami akan ekspansi lagi dengan menambah satu lagi di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Sumatra, Kalimantan Timur. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, kami akan buka di Singapura dan HongKong. Tentu saja, kehadiran kami di kota-kota tersebut akan mempertimbangkan kesiapan pasar, startup scene, dan komunitas di tiap kota-kota tersebut,” imbuh Rendy.