MIX.co.id - Komitmen dan konsistensi PT Ajinomoto Indonesia dalam menggelar praktik sirkular ekonomi untuk menciptakan proses produksi ramah lingkungan mendapatkan apresiasi sebesar 343.50 poin dari para juri CSI Award Majalah MIX Marcomm. Posisi tersebut menempatkan Ajinomoto dalam lima besar penerap praktik sirkular ekonomi terbaik tahun ini.
Salah satu bentuk komitmen itu diwujudkan Ajinomoto dengan berbagai upaya untuk mencapai Zero Waste di Pabrik Ajinomoto di Mojokerto. Berbagai upaya yang telah dilakukan meliputi pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, hingga penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA, dan bahan baku pakan ternak FML. Selain itu, ada juga peningkatan pengelolaan air limbah supaya ketika disalurkan ke Sungai Brantas, kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.
Praktik circular economy memang bukan barang baru bagi Ajinomoto. Mereka sudah menerapkannya sejak 2009 dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan produktivitas. Implementasinya, seperti diungkapkan Direktur Ajinomoto Yudho Koesbrandryo, di hulu mereka berusaha menekan penggunaan raw materias. Sementara di hilir mereka berusaha menghasilkan berbagai co-product (produk samping) yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian dan peternakan.
Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, Agriculture Development (Agri dev) Department Ajinomoto juga bertanggung jawab untuk mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak TRITAN, dan beberapa co-product lainnya yang mempunyai nilai jual.
Di luar proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi ramah lingkungan seperti pengurangan 34.900 ton emisi karbon (CO2). Mereka memiliki target pengurangan 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018. Selain itu, mereka juga tengah mempersiapkan pemakaian biomass boiler untuk menggantikan batu bara.
Ajinomoto juga berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi. Selain itu, mereka juga aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Cukup menggembirakan, meski penggunaan air itu dikurangi sampai 31%, menurut Yudho, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain ternyata masih bisa meningkat. Tak hanya itu, mereka juga telah berhasil mengurangi penggunaan 30% material plastik pada kemasannya. (bin)