Indonesia’s Best Corporate Social Initiatives 2018
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013, satu dari tiga anak berusia 5-12 menderita masalah gizi. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan makan atau jajan anak yang kurang higienis dan sehat. Sementara laporan aksi nasional Pangan dan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) 2014 menunjukkan sebanyak 23,82% jajanan anak sekolah yang diuji oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) masih tidak memenuhi syarat akibat cemaran biologi.
Dilatari fakta tersebut, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) berinisiatif untuk melakukan program edukasi gizi yang diwujudkan melalui Warung Anak Sehat (WAS). Objektif utama WAS adalah mengurangi angka malnutrisi pada anak-anak usia 5-12 tahun. Selain mengedukasi anak-anak dan para guru di sekolah, WAS juga melatih para ibu membuat jajanan bernutrisi dan aman.
Program sosial pembangunan Warung Anak Sehat (WAS) telah dimulai sejak awal tahun 2011. Pada tahap pertama (2011-2012) telah dibangun 85 Warung Anak Sehat di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat. Konsep WAS adalah mengidentifikasi wanita di daerah yang masih memiliki tantangan malnutrisi untuk diajak menjadi pengusaha mikro (Ibu WAS).
Mereka diberi pelatihan dan kredit mikro untuk membuka warung kecil yang menjual produk makanan sehat, baik produk makanan segar olahan dapur sendiri maupun produk makanan olahan industri yang dianggap sehat untuk anak-anak. Selain berjualan, para Ibu WAS akan berbagi pengetahuan tentang gizi dan pola makan seimbang anak kepada ibu-ibu pelanggan warung mereka.
Khusus di provinsi Yogyakarta, Sarihusada telah merangkul 100 penjual kantin sekolah yang tersebar di kota dan kabupaten Yogyakarta yang disebut sebagai Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). Secara berkesinambungan, Sarihusada mengadakan pelatihan kepada para IWAS untuk dapat menyediakan alternatif jajanan sehat berbasis lokal. Ketersediaan akses jajanan sehat serta edukasi gizi yang WAS berikan, diharapkan dapat bantu pemerintah dalam memperbaiki gizi anak sekolah dan mampu menciptakan generasi maju Indonesia, sesuai dengan tagline brand.
Salah satu sekolah di Yogyakarta yang mendapatkan edukasi gizi serta pendampingan terhadap guru, orang tua, hingga penjual kantin, yaitu SDN Gondolayu. Tahun lalu, sekolah yang pada tahun ini berhasil mendapatkan juara ke-2 untuk lomba Sekolah Sehat di tingkat kota, menjadi salah satu sekolah percontohan dari program WAS agar dapat memotivasi sekolah lain dalam menciptakan kebiasaan mengonsumsi jajanan sehat.
“Program Warung Anak Sehat (WAS) bertujuan untuk mewujudkan sekolah dengan kantin sehat melalui pendampingan dan penyediaan material edukasi. Program ini memiliki target untuk memperbaiki kebiasaan anak sekolah dalam mengonsumsi jajanan bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Kami melihat bila anak memiliki status gizi yang baik, maka anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional, secara optimal,” ungkap Talitha Andini Prameswari, ProjectManager Warung Anak Sehat (WAS) Sarihusada.
Hingga 2017, WAS sudah menjangkau empat kota di Indonesia yaitu Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Ambon. Selain itu, WAS telah mengedukasi 27.861 anak, 6.122 ibu, 232 guru sekolah, dan 350 Ibu 5 WAS. Program ini juga berhasil mencetak PR value lebih dari Rp 5 miliar dan secara total telah berhasil menjangkau 13.555.941 orang, yang mana 1.762.056 di antaranya adalah para ibu.