Proses pengembangan Sprite + Tea menjadi kisah tersendiri tentang bagaimana sebuah ide liar bisa dibentuk dengan ketelitian ilmiah dan sensitivitas terhadap selera konsumen.
Melalui uji rasa berulang, mereka mencari keseimbangan antara karakter Sprite yang ceria dan rasa teh yang menenangkan.
Tekstur, warna, hingga aroma diperhitungkan agar mampu menghadirkan pengalaman yang benar-benar baru, tanpa kehilangan identitas merek.
Desain botol pun dipikirkan secara strategis. Warna hijau khas Sprite kini disandingkan dengan aksen amber dan emas, menciptakan visual yang menyiratkan perpaduan antara energi dan ketenangan—dua sisi dari produk ini yang ingin dihadirkan ke konsumen.
Dan semua itu hanya tersedia hingga Oktober 2025, mempertegas sifat eksklusif dan daya tarik FOMO dari edisi terbatas ini.
A.P. Chaney, Direktur Kreatif Senior Coca-Cola, mengatakan, “You never go wrong when you listen to consumers and tap into what they’re doing by becoming part of their everyday.”
Kalimat ini bukan sekadar strategi pemasaran—ini filosofi baru dalam menciptakan merek yang relevan: bukan menjadi pusat perhatian, tapi hadir di tengah kehidupan nyata.
Di saat banyak merek terjebak dalam nostalgia atau bermain aman, Coca-Cola memilih jalan yang berisiko namun penuh kemungkinan. Mereka menjawab tantangan dari brand baru seperti Starry, Poppi, dan Olipop bukan dengan retorika, tapi dengan aksi nyata.
Mereka menunjukkan bahwa bahkan pemain lama pun bisa menjadi pemimpin inovasi, asal tetap membuka ruang untuk ide-ide segar—dari mana pun datangnya.
Peluncuran Sprite + Tea juga menjadi bagian dari ekosistem inovasi yang lebih besar. Mereka menggandeng seniman, atlet, dan kreator budaya lewat kampanye interaktif, termasuk kolaborasi dengan Eastside Golf dan musisi Monaleo.
Konsumen bisa mengakses konten digital eksklusif lewat kode QR di botol, memperluas pengalaman produk melampaui rasa dan menjadi bagian dari komunitas “Sprite Squad.”
Mungkin inilah pelajaran yang paling bermakna: dalam dunia yang penuh kebisingan, terkadang ide besar muncul dari keberanian untuk benar-benar mendengarkan.
Seperti kata Albert Szent-Györgyi, “Innovation is seeing what everybody has seen and thinking what nobody has thought.”
Dan dalam gelas soda dengan secangkir teh, Coca-Cola menemukan kombinasi yang belum terpikirkan—dan mengubahnya menjadi sesuatu yang tak terlupakan.
Karena pada akhirnya, inovasi bukan hanya soal teknologi atau tren. Ia adalah keberanian untuk membayangkan ulang hal-hal sederhana. Dan siapa tahu, mungkin dalam eksperimen kecil yang kita miliki hari ini, tersembunyi masa depan yang besar.