Keberhasilannya menangani krisis AirAsia menyusul peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia di wilayah perairan Selat Karimata pada 28 Desember empat tahun silam membawa Audrey Progastama Petriny kepada jenjang karir yang lebih tinggi. Pada April 2016, setahun setelah krisis, sang CEO dan founder AirAsia Tony Fernandez memberi kepercayaan kepada Audrey untuk menangani komunikasi maskapai penerbangan ini di kantor pusat Malaysia sebagai Group Head of Communications AirAsia.
Dalam posisi ini, Audrey memimpin tim komunikasi global yang tersebar di Asia Pasifik dan sekitarnya, termasuk Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Singapura, Cina Besar, India, Korea, Jepang, Australia, dan AS. Audrey saat ini tercatat sebagai satu dari sedikit profesional PR Indonesia yang eksis di kawasan ASEAN dan sekitarnya. Pada akhir April lalu Audrey mendapat penghargaan sebagai The Best ASEAN PR Practitioner dari ASEAN PR Network.
