MIX.co.id - Berawal dari lembaga kursus dan pelatihan di 2019, pada awal September ini, IDeA berhasil melantai di pasar bursa. Pasca IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdananya, saham perdana IDeA ditawarkan dengan harga Rp 140 per saham dengan total dana yang diraup sebesar Rp 29,7 miliar. IDeA Indonesia juga berhasil mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan RI sebagai Lembaga Pendidikan Vokasi Bidang Hospitality Terbaik di Indonesia sejak 2019.
Kesuksesan IDeA tak lepas dari sosok Eko Desriyanto, Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi, Tbk., yang juga perintis perusahaan ini. Bermodal pengalaman pernah ditipu mitranya sendiri, Eko mendirikan IDeA Indonesia di Lampung.
“Saya mendirikan IDeA Indonesia untuk mewujudkan gagasan pendidikan vokasi ideal bagi Indonesia, yang tidak hanya mendidik dan melatih, tapi juga membantu penyaluran kerja,” ungkap peraih gelar S1 Hukum Perdata Islam UIN Yogyakarta ini.
Lebih jauh ia berkisah, saat mendirikan IDeA, Eko nyaris tidak memiliki modal. Bahkan untuk gedung, dia menempati bangunan tua bekas sekolah yang sudah tidak beroperasi. “Saya tidak memiliki modal, kecuali untuk biaya pengecatan ulang gedung, mencetak brosur, dan biaya operasional tiga karyawan,” ucapnya.
Modal pertama uang sebesar Rp 30 juta, dia dapatkan dari pinjaman seorang teman. Sedangkan untuk tenaga pendidik, dia dibantu beberapa teman dan praktisi industri yang mengajar secara paruh waktu di IDeA Indonesia. “Kegiatan rekrutmen calon siswa dilakuan secara door to door ke sekolah-sekolah. Hasilnya, selama 9 bulan sosialisasi, hanya 14 siswa yang berhasil direkrut menjadi peserta pelatihan,” ungkapnya.
Tantangan lainnya, ia masih menghadapi stigma masyarakat yang masih menganggap karier di industri hospitality tidak memiliki masa depan jelas. Oleh karena itu, untuk meyakinkan calon siswa, Eko menghadirkan praktisi untuk menyampaikan success story bekerja di hotel, restoran dan kapal pesiar.
“Kami mengedukasi masyarakat, calon siswa, dan pihak sekolah tentang karir dan profesi yg dibutuhkan dalam operasional hotel, seperti receptionist, room attendant, chef, barista, waiter, sales marketing, IT (Information Technology), dan human resources. Selain itu, kami konsisten membantu seluruh alumni IDeA sampai penempatan kerja,” paparnya.
Peluang karier di industri hospitality sangat terbuka luas, namun masih sedikit pendidikan vokasi yang menyediakan SDM (Sumber Daya Manusia) ideal untuk industri ini. Inilah peluang yang ditangkap oleh Eko. “Kami membuat pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada pendidikan karakter peserta didik, meningkatkan dan mensertifikasi kompetensi, hingga memfasilitasi penempatan kerja atau berwirausaha,” lanjutnya.
IDeA Indonesia yang dirintis Eko tak ubahnya sebagai gagasan baru tentang pendidikan vokasi ideal dan berkualitas yang menjawab persoalan sdm industri hospitality. "Kesuksesan IDeA Indonesia banyak dipengaruhi oleh system pendidikan yang mampu melahirkan SDM hospitality yang berkualitas tinggi," yakinnya.
Diakui Eko, sebagai CEO, ia terus belajar banyak tentang strategic business plan, business administration, people management, sales and marketing, finance and accounting, networking, dan hal strategis lain dalam bisnis untuk meningkatkan professionalism growth.
Dalam mengembangkan bisnis IDeA ke depan, Eko percaya bahwa kolaborasi menjadi kata kunci untuk terus tumbuh pada era digital. Terbukti, kolaborasi yang dijalin dengan berbagai pihak menjadikan IDeA tidak hanya bertahan, justru memecahkan rekor pendaftar dan peserta terbanyak pada 2020, di mana banyak sekali bisnis tumbang karena pandemi.
Sampai saat ini, IDeA telah membantu lebih dari 4.500 alumni untuk bekerja pada sektor pariwisata, hotel, kapal pesiar, restoran, dan ekonomi kreatif. “Artinya, ada lebih dari 4.500 keluarga yang merasakan manfaat keberadaan IDeA,” tutupnya.
