Eric Setiadi: "Komitmen Itu Bernama Marketing"

Keputusan menjadi marketer rupanya sudah diniatkan Eric Setiadi sejak memasuki bangku kuliah. Bagi Eric, tidak mudah memutuskan pilihan di antara dua hal yang diminati, dunia accountig atau marketing. Di antara kegalauannya itu, akhirnya Eric memutuskan pilihan pada marketing. Jadilah, ia memilih jurusan marketing di Universitas Parahyangan, Bandung.

Eric Setiadi, Marketing Director PT LG Electronics Indonesia.

“Keputusan saya jatuh pada dunia marketing, karena saya menilai sebagus apapun produk, jika tidak mampu dipasarkan dan dikomunikasikan, maka konsumen tidak akan pernah tahu kelebihan dari produk tersebut. Bahkan, produk lama kelamaan bisa mati, lantaran konsumen makin banyak pilihan,” ia bercerita.

Selepas lulus kuliah, tahun 1995 Eric langsung melanjutkan kuliah S2 di Oklahoma City University, Amerika. Lagi, ia berkomitmen untuk memilih jurusan Marketing. Menurut Eric, keputusan di titik awal akan sangat menentukan masa depannya. Prinsipnya, tujuan hidup—termasuk karir—harus ditentukan sejak awal. Oleh karena itu, komitmennya pada dunia marketing tak tergoyahkan.

“Dalam hidup ini, saya bertarung dengan waktu, alias speed. Saya tak ingin membuang waktu dengan selalu galau ketika akan mengambil keputusan, termasuk di karir. Sementara itu, saat keputusan sudah saya ambil, saya pun tak bisa lagi menengok ke belakang. Untuk itu, sejak awal hingga sekarang saya berkomitmen dengan dunia marketing,” katanya.

Usai memetik gelar MBA—seperti tak ingin menyia-nyiakan waktu—ia langsung pulang kampung dan bergabung dengan Johnson & Johnson Indonesia. Di sana, ia dipercaya menjadi Brand Manager untuk produk OTC atau Consumer Health. Tahun 2000, ia memutuskan hijrah ke Frisian Flag dengan membesut produk susu UHT, ready to drink, dan susu bubuk.

Tahun 2002, Eric mendapat kesempatan untuk berkarir di dunia internasional. Tepatnya, di Unilever Canada. Di perusahaan fast moving consumer goods tersebut, ia dipercaya menangani brand Dove selama satu tahun. “Selanjutnya, saya mencoba dunia Trade Marketing. Dengan posisi sebagai Trade Marketing Manager, saya belajar hal baru, mulai dari dunia sales hingga bagaimana menciptakan strategi marketing untuk outlet,” kisahnya.

Tiga tahun di Kanada, Eric memutuskan kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bayer Indonesia. Head of Marketing adalah posisi terakhir Eric di sana. Lima tahun berkarir di Bayer, tahun 2010 Eric mencoba tantangan baru, dunia perbankan—dunia yang selama ini belum pernah ia geluti. Bank ANZ menjadi pilihannya. Di bank tersebut, ia dipercaya menempati posisi Head of Product untuk kartu kredit. ANZ Travel Card adalah salah satu produk yang dibidani Eric.

Tak bertahan lama, memasuki 2011, ia memutuskan hijrah ke LG. Sejak awal hingga kini, ia dipercaya menjadi Marketing Director PT LG Electronics Indonesia. “Tantangan terberat di LG adalah mempertahankan posisi market leader LG di pasar produk consumer elektronik. Syukur, di tengah persaingan yang makin ketat, hingga sekarang kami masih menjadi market leader dengan pangsa pasar 33-35% dan revenue pun terus bertumbuh. Golden moment ini kami capai berkat tim yang solid,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)