Berawal dari karirnya sebagai seorang sekretaris di PT Udemco Otis--perusahaan oil and gas--kini, Ani Yuliani sukses mengembangkan bisnis Rumah Sakit Umum Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro, Tangerang, Banten. Ya, perempuan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit IMC itu mampu memperluas bisnis rumah sakit dengan menghadirkan bisnis baru yang juga berbau kesehatan, Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES).
Ani Yuliani, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Ichsan Medical Center (IMC) Bintaro.
Kepiawaian Ani mengelola rumah sakit sekaligus sekolah tinggi kesehatan, rupanya disadari oleh Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany. Oleh karena itu, pada tahun 2009 lalu, Ani digandeng untuk menjadi Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) wilayah Tangerang Selatan--yang notabene baru berdiri di tahun 2009.
Tak beda dengan Rumah Sakit IMC, STIKES, maupun di tempat tinggalnya, Ani senantiasa menggunakan prinsip "Berbagi" dalam mengembangkan PMI. Diuraikan Ani, "Langkah pertama yang saya jalankan dalam membangun PMI adalah menyiapkan SDM (sumber daya manusia) yang handal dan mau bekerja keras."
Oleh karena itu, menurut Ani, pengurus PMI yang sudah bekerja keras demi membantu masyarakat Tangerang Selatan, layak diapresiasi. "Saya berbagi dengan cara menyisihkan separuh gaji saya di rumah sakit untuk keperluan gaji tim PMI," aku istri dari Peters Simanjuntak menerangkan.
Menariknya, tak hanya gemar menggelar Personal Social Responsibility, lulusan ASMI Sekretaris itu juga mengedepankan prinsip Corporate Social Responsibility sebagai program berkelanjutan di rumah sakit IMC dan STIKES. Pendeknya, Ani ingin menciptakan virus "berbagi" kepada bisnis maupun orang di sekitarnya.
Langkah kedua adalah menciptakan suasana tim kerja yang kompak. "Saya tidak pernah membedakan bahwa saya atasan, mereka bawahan. Prinsipnya, kami semua sama dan bekerja pun bersama-sama. Dengan demikian, suasana kerja menjadi cair seperti sebuah keluarga. Kami pun menjadi kompak. Cara ini pula yang pernah saya lakukan di rumah sakit IMC dan STIKES," ia bercerita.
Ketiga, langkah yang tak kalah penting, adalah menggelar berbagai program dengan strategi "Synergy and Sustainability". Menurut Ani, setiap program yang digelar harus berlandaskan prinsip bersinergi dan berkelanjutan. "Tentu saja, sinergi yang diciptakan adalah sinergi yang simbiosis mutualisme, yakni kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak," tandas ibu tiga putra ini meyakini.
Tak heran, jika hampir semua program PMI selalu disenergikan dengan rumah sakit IMC dan STIKES. Dengan rumah sakit misalnya, Ani bersama tim PMI rutin menggelar program donor darah, antara lain program donor darah dari mal ke mal. Sementara bersama STIKES, tim PMI aktif menggelar program pelatihan di sekolah-sekolah. Di sana, pelatihan diberikan kepada anggota PMR (Palang Merah Remaja) dan KSR (Korp Suka Rela).
Ani menyadari bahwa PMI Tangerang Selatan belum lama berdiri. Untuk itu, dibutuhkan komunikasi yang berkelanjutan untuk menciptakan awareness. Bersama tim PMI, Ani pun menjawabnya lewat "Gerakan Donor Darah". Gerakan tersebut menyasar komunitas seperti ibu-ibu pengajian, komunitas gereja, komunitas di berbagai korporasi hingga sekolah.
"Pada prinsipnya, kami ingin mengkampanyekan gerakan donor darah ini sebagai sebuah 'virus' berbagi kebaikan kepada sesama," tutupnya.