Berawal dari seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) Malaysia, kini Nanik Sukoco telah menjelma menjadi seorang pengusaha keripik sukses. Wanita yang juga penggagas komunitas KAMI (Keluarga Migran Indonesia) Sragen itu, memberanikan diri memulai usaha keripik rumahannya di Mojorejo, Karangmalang.
Nanik Sukoco, mantan TKI yang sukses membangun usaha Keripik Herbal Green Heart
Mencoba menawarkan diferensiasi dengan keripik lainnya yang sudah beredar di pasar, keripik yang diproduksi Nanik di-positioning-kan sebagai keripik herbal. Merek Keripik Herbal Green Heart pun dipilih Nanik. Adapun aneka varian keripih herbal Green Heart antara lain, keripik pare, keripik seledri, keripik bayam, keripik daun sirih, keripik daun singkong, dan keripik daun kemangi.
“Pilihan saya jatuh pada keripik herbal, karena masyarakat sekarang kurang mengonsumsi sayur. Maka, dengan adanya keripik herbal ini, mereka tetap bisa menikmati sayur yang sudah saya olah jadi keripik,” kata Nanik.
Bermodal awal Rp 4 juta, kini Keripik Herbal Green Heart sudah menghasilkan pendapatan sekitar Rp 1,7 juta per bulan. Demi meningkatkan bisnis keripiknya, Nanik turut aktif melebarkan jaringan pemasaran produknya. Antara lain, dengan mengikuti program yang dihadirkan Perpusda Sragen yang bekerja sama dengan PerpuSeru—kampanye yang digelar Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama dengan Bill and Mellinda Gates Foundation (BMGF).
Melalui program itu, Nanik mengikuti pelatihan IT, pelatihan internet dasar, dan pelatihan bisnis online. Termasuk, peningkatan kapabilitas para wirausaha melalui pembelajaran di sekolah bisnis di Sragen dengan dukungan dari KNPI dan HIPMI. Program sekolah bisnis gratis yang diadakan dua kali seminggu ini sudah diluncurkan di Perpusda awal 2014.
“Bersama teman-teman mantan TKI saya ikut kelas bisnis itu. Saya juga dilatih membuat Facebook, blog, dan toko online untuk pemasaran produk saya oleh PerpuSeru. Saya sudah mulai memasarkan Keripik Herbal Green Heart di keripikherbalsragen.blogspot.com.”
