Beberapa kali rejuvinasi dan "ganti baju", kinerja ANTV masih belum mengalami perubahan. Posisinya di kepemirsaan maupun pendapatan iklan masih tetap sama di industri pertelevisian Indonesia, yakni berada di posisi bontot. Baru, di tangan "dingin" Otis Hahijary yang kini menjabat Managing Director ANTV, akhirnya kinerja ANTV terdongkrak. Tak tanggung-tanggung, memasuki tahun 2015, posisi ANTV di kepemirsaan maupun pendapatan iklan selalu bercokol di posisi kedua. Bahkan, posisi pertama yang selama ini ditempati RCTI, pernah tergeser ANTV di akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017. Pendapatan iklan ANTV pun tercatat cemerlang, dengan mencapai Rp 200 miliar per bulannya.
Ya, Otis sebagai sang pemimpin rejuvinasi ANTV yang keempat kalinya memang bukan orang baru di industri pertelevisian Tanah Air. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Sales & Programming Director Lativi pada 2003 hingga 2010. Di tangan Otis juga, TV One--dulunya Lativi--lahir. Pria kelahiran Jakarta pada 12 Desember 1969 itu sanggup menyajikan konsep baru dari TV One, yakni TV Sport dan News dengan menyasar pria sebagai target utamanya.
Sukses membidani TV One, Otis pun dipercaya Manajemen VIVA Group untuk membenahi ANTV dengan posisi awal Programming Director ANTV. Dijelaskan Otis, ada tiga langkah besar yang ia dan tim lakukan pada proses rejuvinasi yang dimulai pada Oktober 2013. Mulai dari menarget ulang pemirsa yang dibidik, mengubah konsep program atau konten tayangan, hingga mengubah konsep pemasaran dengan menggunakan strategi pemasaran terintegrasi 360 derajat (baca: http://mix.co.id/headline/strategi-rejuvinasi-antv-kuasai-kepemirsaan-tv).
"Semua langkah rejuvinasi yang kami lakukan berdasarkan data pasar dan insight di lapangan. Hasilnya, kami harus segmented menyasar pemirsa dengan konten yang unik dan berbeda yang belum ditawarkan kompetitor. Akhirnya, kami memutuskan untuk menyasar target utama perempuan. Selain perempuan lebih banyak waktu menonton televisi, mereka juga potensial market karena mereka sebagai decision maker untuk konsumsi rumah tangga serta memiliki buying power yang kuat. Adapun konten, program utama kami adalah series dari luar negeri yang memiliki kedekatan kultur dengan Indonesia. Contohnya, series India, Turki, dan Timur Tengah," ungkap Master of Arts, Master of Science, dan Ph.D lulusan Sandiego State University dan Lancaster University UK itu bercerita.
Sementara itu, untuk strategi pemasaran ANTV, Otis berbekal pengalamannya saat berkarir di industri ritel. Selama tiga tahun, 2000 hingga 2003, Otis pernah dipercaya memimpin Pasar Raya sebagai Managing Director.
Kesuksesannya itulah yang membuat manajemen VIVA Group mempercayakan Otis memegang tiga posisi sekaligus. Sejak 2013 hingga sekarang, ia menjabat sebagai Planning & Strategic Director VIVA, Corporate Programming Director TV One, dan Managing Director ANTV.