Sebagai sarjana Akuntansi, A. Hadiansyah Lubis dulu tidak pernah menyangka dia akan terjun ke dunia Public Relations (PR) dan Marketing. Namun nyatanya, pria lulusan Akuntansi Universitas Padjajaran ini sekarang menempati posisi tertinggi di Departemen Marketing Public Relations Trans TV.
Hadi adalah seorang profesional karir yang bergabung dengan stasiun televisi milik konglomerat Chairul Tanjung (kelompok Trans Corp.) ini sejak Trans TV meluncur ke pasar pada 2002. Awal karirnya sendiri dibangun di Radio Ardan Bandung pada 1997-2002—dengan posisi terakhir sebagai PR & Promotion Manager. Lepas dari Radio Ardan, Hadi langsung bergabung dengan Trans TV hingga sekarang.
Menurut Hadi, sebagai pendatang baru, ketika itu dia harus langsung mendukung Trans TV menciptakan aktivitas marketing PR yang impactful guna memasarkan program-program televisi yang diciptakan dan ditayangkan di stasiun televisi ini. Marketing PR menjadi salah satu senjata andalan Trans TV untuk menghadapi kompetisi—baik dari pesaing baru seperti TV7, Global TV, dan Metro TV yang meluncur pada waktu hampir bersamaan—maupun pesaing incumbent seperti RCTI, SCTV, dan Indosiar yang sudah berkibar lebih dulu dengan program-programnya.
Bagi Trans TV, menurut Hadi, marketing PR merupakan senjata yang taktis untuk menciptakan awareness program hingga engagement dengan target audience dari kelas B- hingga A. Dari sisi produknya sendiri, program-program Trans TV dikenal khas—seperti Box Office Movie, Extravaganza, Ceriwis, dan lain-lain—sehingga stasiun televisi ini dipersepsi sebagai stasiun televisi trendsetter. “Menjadi trendsetter di industri media sangat penting bagi kami,” tutur pria yang memiliki hobi bulu tangkis itu.
Hadi berpendapat bahwa latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan audience yang berbeda menuntut marketer di industri media untuk senantiasa mengikuti perkembangan tren. “Karena hampir setiap saat ada perubahan tren pasar,” katanya.