Tim Sukses Harbolnas 2015

Tim Harbolnas

Berawal dari pertanyaan sederhana, "Kalau di Amerika ada Cyber Monday, kenapa di Indonesia tidak bisa,” maka lahirlah sebuah inisiatif untuk menyelenggarakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) di Indonesia. Keinginan untuk menunjukkan bahwa industri e-commerce Indonesia bisa dan tidak kalah hebatnya dengan negara-negara lain inilah yang membuat tujuh e-commerce, antara lain Lazada, Zalora, PinkEmma, Bilna, Traveloka, dan Luxola, menciptakan sebuah gerakan belanja online nasional bersama untuk pertama kalinya pada 12 Desember 2012.

Menurut Indra Yonathan, Ketua Panitia Harbolnas 2015, pemilihan tanggal eksekusi gerakan ini karena beberapa alasan. Pertama karena angkanya cukup seksi, yaitu tanggal 12 bulan 12. Kedua, karena momentum tersebut dinilai cukup tepat mengingat banyak karyawan—yang notabene target market Harbolnas—mendapatkan bonus akhir tahun. Ketiga, karena pada akhir tahun biasanya kebutuhan produk meningkat—antara lain untuk membeli barang-barang keperluan liburan, berwisata, perayaan Natal, dan Tahun Baru.

“Objektif penyelenggaran Harbolnas dari awalnya adalah untuk memajukan industri e-commerce di Indonesia. Namun para pelaku e-commerce percaya bahwa tujuan ini akan lebih cepat dicapai apabila kita semua pelaku e-commerce di Indonesia bekerja sama bahu membahu untuk membuat sebuah gerakan belanja online bersama. Oleh sebab itu, tiap tahun kami mengajak semua pemain e-commerce di Indonesia bersama dengan pihak-pihak terkait untuk berpartisipasi dan mengadakan deal-deal khusus di minggu kedua bulan Desember,” urai Yonathan.

Lalu bagaimana dengan penyelenggaraan Harbolnas 2015? Dibandingkan dengan penyelenggaraan pada 2014, Harbolnas 2015 lebih menonjolkan rasa kegotongroyongan antar e-commerce. Artinya kerja sama dan kekompakan antar peserta e-commerce sudah lebih terbangun dan memberi dampak positif satu sama lain. Dari sisi peserta, e-commerce yang berpartisipasi dalam Harbolnas 2015 juga meningkat hampir dua kali lipat, dari 78 peserta pada 2014 menjadi 140 peserta pada 2015. Namun, untuk menyukseskan Harbolnas 2015, para peserta dituntut harus bisa memberikan nilai lebih kepada konsumen di Indonesia. Selain itu, pihak panitia pun harus melakukan validasi akan keberadaan platform e-commerce peserta Harbolnas untuk memastikan bahwa e-commerce tersebut bisa dipercaya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, untuk pertama kalinya pada 2015, Harbolnas digelar selama tiga hari. Alasannya, menurut Yonathan, pertama karena pelaku e-commerce ingin memberikan kenyamanan lebih kepada customer di Indonesia—sehingga bagi mereka yang tidak berkesempatan ikutan Harbolnas pada hari pertama, masih mempunyai kesempatan pada hari-hari berikutnya. Alasan kedua, “Kami ingin e-commerce yang baru saja bergabung di Harbolnas mendapatkan exposure dari para konsumen belanja online. Apabila kami mengadakan Harbolnas hanya dalam satu hari, mungkin hanya e-commerce besar yang dikunjungi oleh konsumen belanja online. Kami ingin menolong semua rekan-rekan e-commerce juga UKM yang berjualan lewat platform e-commerce.”

Untuk menciptakan awareness, panitia berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyosialisasikan gerakan Harbolnas 2015, antara lain dengan Telkomsel sebagai exclusive telco partner terbesar di Indonesia, Bank Mandiri dan Bank BCA selaku dua bank terbesar di Indonesia sebagai exclusive bank partner. “Selain itu kami juga berpartner dengan media-media dari radio, cetak, televisi. Saat konferensi pers Harbolnas 2015 di Ritz Carlton Jakarta, kami mengundang perwakilan dari Google, Facebook, dan Kemendag untuk hadir mendukung e-commerce di Indonesia sekaligus penyelenggaraan ini. Dengan mengangkat tema “Ayo Belanja Online,” kami mengajak masyarakat Indonesia untuk mencoba merasakan experience belanja online, karena dari 140 e-commerce yang bergabung, secara keseluruhan menargetkan memberikan total diskon sebesar Rp120 milliar dalam 3 hari, dengan diskon up to 90%,” jelas Yonathan.

Didukung oleh tim panitia yang merupakan perwakilan dari beberapa e-commerce, yang terdiri dari Yonathan (Ketua Panitia yang saat itu perwakilan dari Lazada); Rizki Suluh (Happy Fresh); Sarah (Cantik.com); Patricia Nesta dan Savo (Blanja.com); Lily, Beatrix, dan Gia (Berrybenka), Tania (Lazada); Yolanda, Giza, dan Dita (Zalora); Winda (PinkEmma); Fiqi (Kukuruyuk); Andry Huzain dan Nadia (Brandoutlet.com); Naren dan Nadya Vita (Telunjuk.com); Oci (Bukalapak); Wili (Bilna); serta Rama dan Erlan (DailySocial), penyelenggaraan Harbolnas 2015 pun menuai kesuksesan.

Menurut survei Nielsen, total sales selama tiga hari penyelenggaraan Harbolnas 2015 mencapai Rp2,1 triliun. Sementara, laporan dari JNE menyatakan bahwa lonjakan pengiriman tumbuh dua kali lipat dibandingkan Harbolnas 2014, dari 41 ribu per hari (2014) menjadi 92 ribu per hari (2015). Lalu, laporan dari Bank Mandiri, trafik transaksi pengguna kartu kredit melonjak hingga 600% dari hari biasa selama Harbolnas 2015 berlangsung. “Selain itu, fenomena Harbolnas 2015 juga bisa dilihat dari banyaknya penjual di Instagram yang menggunakan logo Harbolnas dalam menjual barang dagangan mereka. Dan ada lebih dari 6000 post dengan hashtag #harbolnas2015, sementara pada 2014 hanya sekitar 280 post untuk #harbolnas2014,” imbuh Yonathan.

Panitia Harbolnas 2015 berharap dengan gerakan ini, e-commerce Indonesia bisa berkembang pesat. Perkembangan e-commerce diyakini bisa membantu penjual maupun pembeli. Pembeli bisa memiliki banyak opsi dalam memilih barang yang dibutuhkan, sedangkan dari penjual bisa mendapatkan kesempatan untuk menjual barang dagangannya ke seluruh pelosok Tanah Air, kata Yonathan.

“Memang, sampai saat ini Logistic dan Payment akan tetap menjadi permasalahan klasik di industri e-commerce Indonesia, dimana masih sangat sedikit orang Indonesia yang mempunyai kartu kredit. Sehingga bank transfer dan COD (Cash on Delivery) masih menjadi pilihan utama bagi para pembeli saat ini. Namun kami yakin, ke depan, industri e-commerce akan semakin berkembang dan semakin banyak konsumen awam berbelanja online, sejalan dengan tumbuhnya pengguna internet dan smartphone di Indonesia,” pungkas Yonathan yang awal tahun ini bergabung dengan Shopback Indonesia. *

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)