Pemulihan Reputasi Blue Bird THE BEST CREATIVE PR PROGRAM 2017

Winner

Kehadiran jasa transportasi berbasis online seperti GoCar, Grab Car, dan Uber membuat bisnis taksi konvensional kedodoran. Selain menawarkan kemudahan pemesanan—bisa dilakukan dengan aplikasi, jasa transportasi online menawarkan tarif yang lebih murah dengan gimmick yang lebih bervariasi. Harga yang jauh lebih murah ini dimungkinkan karena belum ada aturan tentang operasional bisnis transportasi online. Sementara Pemerintah sebagai regulator tidak segera mengambil tindakan untuk menengahi persaingan usaha yang berujung kekerasan fisik ini.

Merasa diperlakukan tidak adil, para pengemudi taksi konvensional atas nama anggota Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) menggelar demonstrasi besar-besaran pada Maret 2016. Demonstrasi ini menyebabkan lumpuhnya lalu lintas di hampir seantero Jakarta.

Sayangnya, pada aksi demo tersebut beredar rekaman kamera yang menunjukkan pengemudi taksi berseragam biru dari Blue Bird melakukan intimidasi kepada pengendara taksi lain yang tidak ikut berunjuk rasa. Dalam sekejap, video tersebut menjadi viral di dunia maya dan Blue Bird pun kemudian menjadi bulan-bulanan warganet (netizen) karena perusahaan taksi ini dinilai secara resmi mengizinkan pengemudinya melakukan demo. Mereka menilai demo supir Blue Bird itu mencerminkan kegagalan perusahaan menghadapi persaingan usaha dan malah cenderung menyalahkan konsumen yang beralih ke taksi online. Seketika hancurlah reputasi Blue Bird sebagai marketleader jasa taksi di Indonesia yang profesional.

Menghadapi kondisi ini, pada hari demo itu juga manajemen Blue Bird melakukan klarifikasi di akun resmi media sosialnya. Manajemen mengimbau agar sopir Blue Bird tidak mengikuti aksi demonstrasi dan tetap melayani penumpang. Pada hari yang sama pula, manajemen Blue Bird menggelar pressconference yang dihadiri oleh Komisaris Utama Blue Bird sekaligus putri pemilik perusahaan ini, Noni Sri Aryati Purnomo. Konten press conference berisi permohonan maaf dan janji untuk menggratiskan layanan taksi selama satu hari pasca demonstrasi kepada seluruh pelanggan di wilayah Jabodetabek.

Menyadari bahwa akar persoalan kasus ini sejatinya sangat fundamental, terkait dengan perubahan model bisnis transportasi, Blue Bird kemudian melakukan recovery krisis pasca demo. Manajemen menyadari perusahaan harus melakukan upaya yang lebih fundamental untuk memberikan value baru pada layanannya dan melakukan revitalisasi bisnis demi menghadapi peta persaingan baru dan perubahan lanskap bisnis transportasi darat di Indonesia.

Untuk itu, pada awal Februari 2017, Blue Bird secara legowo menggandeng “Sang Disruptor” Go-Jek, pelopor penyedia angkutan berbasis online Indonesia yang secara signifikan mengubah peta bisnis jasa angkutan darat di negeri ini. Kerja sama strategis antara Blue Bird dan Go-Jek ini diumumkan secara resmi oleh CEO Go-Jek Nabiel Makarim lewat pressrelease yang dikirimkan ke sejumlah media. Termasuk, menggelar press conference di Jakarta, yang juga dihadiri oleh Pemerintah.

Melalui partnership tersebut, Blue Bird dapat memperluas akses layanannya kepada konsumen yang telah mengunduh aplikasi Go-Jek—diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 10 juta orang. Jasa Blue Bird dapat dipesan melalui fitur Go-Car Go-Jek, sehingga sistem pembayaran serta promo yang ditetapkan Go-Jek juga berlaku untuk Blue Bird. Misalnya, untuk pembayaran dengan Go-Pay, pengguna Blue Bird akan mendapat diskon sebesar 30%.

Sebelumnya, persisnya tahun lalu, sebenarnya Blue Bird juga sudah meremajakan aplikasi mobile My Blue Bird-nya dengan meluncurkan versi terbaru pada Mei 2016. Lewat aplikasi itu, Blue Bird menawarkan berbagai fitur—di antaranya kemampuan melihat taksi yang tersedia di sekitar lokasi, sistem penilaian untuk pengemudi, dan advancedbooking. Fitur-fitur tersebut diberikan atas saran terbanyak dari para responden survei online dan offline yang diselenggarakan Blue Bird dalam rangka proses peningkatan pelayanan dan pengalaman penumpang. Blue Bird juga menciptakan posisi baru Marketing Direktur dalam struktur organisasi manajemennya.

Selain itu, upaya komunikasi yang simpatik juga dilakukan Blue Bird sepanjang 2016. Di antaranya, menjadi sponsor resmi program “Mandiri Jakarta Marathon 2016”, berpartisipasi di ajang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), menggelar program promosi bertajuk “Kemana Aja, 20 Ribu” yang merupakan hasil kolaborasi Blue Bird dengan Mastercard. Selanjutnya, pada September 2016, Blue Bird meluncurkan iklan simpatik di mana narasi CEO Blue Bird Noni Purnomo mencoba menjelaskan kondisi dan situasi yang dihadapi Blue Bird di era disruption. Iklan tersebut tayang di media sosial YouTube dengan tajuk “Bebenah untuk Berubah” dan diapresiasi oleh masyarakat Indonesia.

Leave a Reply