Harga masih digunakan peritel sebagai daya tarik iklan untuk menarik konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan makin banyaknya merek atau perusahaan yang menggunakan harga produk dalam kampanye mereka di media. Hal ini bertujuan untuk menyediakan konsumen dengan elemen perbandingan untuk menilai alternatif yang berbeda saat melakukan pembelian.
Saat ini, meski model kampanye digital dan penjualan online makin marak, namun metode pemasaran tradisional masih memiliki pengaruh yang kuat pada pembelanja yang suka berburu promo di supermarket. Survei online yang dilakukan The Retail Feedback Group's, July 2014, terhadap 1.200 pembeli dewasa yang mengunjungi supermarket konvensional dalam 30 hari terakhir, menunjukkan bahwa kupon yang disebarkan melalui media cetak masih popular.
Setengah dari pembeli yang disurvei membaca selebaran cetak di rumah mencari supermarket yang memberi tawaran promo dan produk apa yang saat itu dipromosikan. Mereka membaca selebaran itu terutama saat menjelang kunjungan mereka ke supermarket. Sementara itu hampir sepertiga dari responden menggunting kupon promo yang diiklankan di surat kabar atau sumber cetak lainnya. Sementara itu, seperempat responden lainnya melingkari iklan promo di media cetak.
Dibandingkan dengan kupon cetak, metode belanja hemat yang ditawarkan melalui saluran digital masih harus berjuang untuk sampai di tangan pembeli utama supermarket. Survei ini juga menemukan bahwa sekitar seperlima responden menggunakan kupon digital atau mendownload kupon selama kunjungan ke supermarket terakhir mereka. Hanya sebagian kecil dari mereka yang disurvei yang melakukan pencarian atau penelitian melalui smartphone atau media sosial untuk menghemat belanja.
