Keberadaan air conditioning (AC) sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal diperkotaan. AC menjadi sarana penting untuk meningkatkan kenyamanan hidup. Namun di sisi lain,penggunaan AC juga punya dampak signifikan terhadap lingkungan, karena AC menjadi produk elektronik yang tinggi terhadap penggunaan energi listrik, dan karena itu AC menjadi produk yang banyak meninggalkan jejak karbon (carbon footprint).
MIX.co.id - Pemerintah Indonesia tengah mengusung isu sustainability. Oleh karena itu, melalui kebijakan Kementerian ESDM, pemerintah ingin mewujudkan produk AC sekaligus pemakaianya oleh masyarakat bisa hemat energi.
Menurut Tulus Abadi, Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), upaya pemerintah itu patut didukung, karena merupakan kebijakan yang baik dan strategis. Namun, tantangannya, apakah kebijakan itu cukup efektif untuk mendorong perubahan perilaku konsumen dalam menggunakan produk AC-nya?
Survei YLKI terhadap konsumen di area DKI Jakarta menemukan bahwa rata-rata ibu rumah tangga masih sedikit sekali yang memiliki AC dengan label tanda hemat energi dalam rumah tangga merek.
"Ada juga responden yang memiliki AC dengan label tanda hemat energi, akan tetapi mereka sendiri belum paham arti dan maksud dari label tersebut. Mereka mengatakan bahwa ketika melakukan proses pembelian di toko dan pemasangan di rumah, tidak ada upaya sosialisasi dan edukasi, baik dari pemilik toko ataupun teknisi yang memasang AC di rumah tentang arti dari label hemat energi tersebut. Ini sebenarnya perlu menjadi catatan, apakah mereka sebetulnya juga memahami arti dari label hemat energi tersebut atau tidak," urainya.
Berikut ini, hasil temuan dari survei yang telah dilakulan oleh YLKI.
• Jenis kelamin tertinggi dalam survei ini adalah perempuan sebesar 76% dan laki-laki sebesar 24% dari lokasi yang ditentukan di wilayah DKI Jakarta.
• Jenis pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga sebesar 38% dan paling rendah adalah lawyer sebesar 2%.
• Untuk daya listrik responden yang dilakukan survei, tertinggi adalah 1.300 VA sebesar 44% dan 2.200 VA 38%. Untuk yang paling rendah adalah 3.500 VA sebesar 4%.
• Untuk jumlah AC yang responden miliki dalam rumah tangga, mayoritas responden memiliki setidaknya 1 buah AC di rumahnya sebanyak 72%, kemudian responden yang memiliki 2 buah AC sebanyak 14%, dan responden yang memiliki 3 buah AC sebanyak 10%.
• Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, sebanyak 53,4% responden memiliki AC rumah tangga dengan kapasitas ½ PK, kemudian 39,7% untuk AC dengan kapasitas 1 PK. Kapasitas ¾ PK sebesar 4,1% sedangkan untuk jumlah 1 ½ PK, dan 2 PK sebesar 1,4% responden.
• Untuk ruangan yang dipasang AC tertinggi ada...