“Esun nek moleh nang gresik sll tuku nang buk Rika daginge dak jemek ngelengo seru dan dak kering terakhir sekilo 450.000 opo 500.000 yo iwak daginge tok dadi timbangane dak terlalu abot.Nek nok pangsud bu Azza bek e yo iku daginge ngelengo seru jemek dadi timbangane agak berat.... Tp yo selera seh, emang nek buk Su koyok e paleng dikenal nok gresik sampe2 Pak Jimly Assidiqi nek open hause riyoyoan pasti onok sego krawune buk Su.... Dan beliau emang langganan ambek buk Su...”
(Saya kalau pulang ke Gresik selalu beli nasi krawu-nya Mbuk Rika. Dagingnya tidak basah terlalu berminyak dan tidak kering. Terakhir harganya Rp 450 ribu atau Rp 500 ribu. Dagig saja sehingga timbangannya ridak terlalu berat. Kalau di Mbuk Azza yang di Jl. Panglima Sudirman, dagingnya terlalu berminyak sehingga basah dan timbangannya agak berat. Tapi ya selera. Memang Mbuk Su paling dikenal se Gresik, sampai-sampai Pak Jimly Assidiqi (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, red) kalau open house lebaran pasti menyediakan nasi krawunya Mbuk Su.,.. Beliau memang langganan sama Mbuk Su).
“Om Edhy, kalau aku suka sego krawu Buk Su (yang deket hotel Putrajaya Gresik) atau dekat rumah Bedilan. Sama sego krawu nya Bik Mah (terutama pakai semurnya) yang di dekat rumah Bedilan juga. Oh iya, sama sego krawu buatan mama 😊”
Selama dekade terakhir, persaingan diantara destinasi wisata terus meningkat. Bukan hanya persaingan destinasi antara negara satu dengan negara lainnya, destinasi dalam satu negara pun bahkan dalam satu provinsi bersaing satu sama lain.
Trend maraknya festival apakah dalam bentuk event pawai budaya, promo wisata, dan sebagainya membuktikan adanya persaingan tersebut.
Positifnya, mereka semua kini berusaha mengembangkan daya tarik kota atau wilayahnya yang lebih tinggi untuk menarik perhatian calon wisatawan.
Saah satunya adalah dengan menggunakan makanan lokal sebagai sumber daya tarik dalam memperkuat pemasaran pariwisata mereka. 'Taste of Wales' di Inggris misalnya, berhasil mempromosikan produk makanan dan makanan lokal, sehingga memberikan dorongan untuk industri perhotelan di seluruh Wales (Jones dan Jenkins, 2002).
Australia juga mengintegrasikan pariwisata makanan dengan tujuan menarik wisatawan yang melakukan perjalanan lintas benua datang ke Australia (Cambourne dan Macionis, 2003).
Niagara Region, Kanada, mengembangkan 'Niagara Cuisine' sebagai produk pariwisata baru (Telfer dan Hashimoto, 2003). Masih banyak contoh-contoh di negara lain yang berhasil meningkatkankan kedatangan wisatawan mwlalui daya tarik makanan lokal.
Makanan lokal bisa dikata sebagai sumber daya penting untuk bisnis pariwisata. Mereka dapat digunakan oleh para penyedia layanan, tujuan, wilayah atau negara untuk kegiatan pemasaran, seperti untuk restoran, hotel dan branding destinasi dan untuk pembangunan regional secara umum.
Survei Tahunan tentang Pengeluaran dan Tren Pengunjung di Taiwan (Biro Pariwisata Taiwan, 2008) menunjukkan, makanan adalah alasan utama mengapa wisatawan internasional mengunjungi Taiwan.
Lebih dari separuh wisatawan yang datang ke Taiwan...