Bogor sejak dulu jadi sasaran berlibur bagi warga Jakarta. Setiap tahun warga ibukota yang datang untuk berekreasi ke kota hujan ini ditaksir lebih dari satu juta orang. Selain lokasinya yang relatif dekat dengan Jakarta, Bogor menyimpan potensi pariwisata sebagai magnet untuk menggaet wisatawan. Hal ini yang kemudian membuat pemerintah kota setempat, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Kota Bogor, menargetkan menjaring wisatawan mancanegara.
Untuk mewujudkannya, Disparbud Bogor melakukan serangkaian strategi, diawali dengan mempercantik Kota Bogor. Di bawah kepemimpinan Walikota Bima Arya, program perbaikan infrastruktur gencar dilaksanakan sejak 2015 lalu, terutama infrastruktur di sekitar obyek wisata, seperti mempercantik pedestrian seputar Istana Bogor hingga taman-taman kota.
“Keindahan kota menjadi daya tarik untuk menggaet pengunjung. Melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), kami membenahi sarana dan fasilitas kota. Tujuannya, supaya wisatawan betah datang ke sini,” tutur Kadisbudpar Kota Bogor, Shahlan Rasyidi.
Sejumlah obyek wisata di Bogor menawarkan keindahan alam diantaranya Taman Riung Gunung, Gunung Pancar, Gunung Salak, Air Panas Ciparay, Curug Cibaliung, Air Terjun Bidadari, Agro Gunung Mas, dan Tirta Sanita Ciseeng. Untuk wisata budaya, terdapat Kampung Budaya Sindangbarang, berlokasi di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansati dan Desa Urug yang berada di Desa Kiara Pandak, Kecamatan Sukajaya. Termasuk wisata petualangan di Jungleland Adventure Theme Park, Taman Safari, dan Wana Wisata Penangkaran Rusa Giri Jaya.
Dia mengatakan, Bogor membidik wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara (wisnus). Oleh karena itu, strategi destination branding dilakukan di lingkup global maupun lokal. Sedangkan konten promo yang disampaikan sesuai dengan positioning aspek pariwisata. Pasalnya, Kota Bogor tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tapi juga adat istiadat masyarakatnya, kulinernya, olahraga, dan kekayaan budaya karena banyak terdapat situs peninggalan kuno.
Menurut Shahlan, branding Kota Bogor sudah dikenal di seantero dunia karena di sini terdapat Kebun Raya Bogor yang sudah berdiri sejak tahun 1800-an menjadi obyek penelitian para periset dari berbagai negara. Selain itu, Kota Bogor karena memiliki peninggalan yang mempunyai daya tarik, diantaranya Batu Tulis Tarumanegara dan Istana Bogor. Istana Kepresidenan Bogor menjadi relevan karena disamping sejarah yang panjang, Istana Bogor menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika 1955.
Kalau hanya dikenal, lanjutnya, tidak serta merta datang wisatawan. Makanya, perlu effort atau upaya untuk menarik wisatawan datang. “Caranya, dengan menyelenggarakan event menarik sehingga mereka tertarik untuk datang berwisata ke Bogor,” jelasnya.
Belum lama ini diselenggarakan event “Bogor a Land of Harmony 2018” yang menyajikan berbagai produk Usaha Kecil Menengah (UKM) berupa feisyen, kuliner, festival kesenian, sebagai program attraction untuk menarik wisman dan wisnus. Kemudian, pada bulan Agustus ini telah disiapkan agenda event yang dapat menjadi destinasi wisata, diantaranya Festival Merah Putih menyambut HUT Kemerdekaan yang diisi dengan arak-arakan bendera merah putih raksasa 5×100 meter dari Balaikota menuju lapangan Pusdikzi, Jalan Sudirman.
Tidak hanya itu, digelar pula event “Istana Open” yakni program kunjungan ke Istana Bogor gratis, yang dirangkai dengan kunjungan gratis ke museum, meliputi Museum Perjoeangan, PETA, Museum Alam Nusantara, dan Museum Tanah. Sebelumnya, pada Maret 2018, diselenggarakan pesta budaya Bogor Street Festival Cap Gomeh yang dibanjiri wisman dan wisnus.
Sektor pariwisata diproyeksikan semakin meningkat, menyusul telah diresmikannya Tepas Salapan Lawang Dasakerta sebagai ikon Kota Bogor yang melengkapi ikon yang sudah ada, yakni Tugu Kujang. Lawang Salapan merupakan arsitektur sembilan gerbang dengan mengacu pada 10 tiang raksasa yang dibangun di dekat lokasi Tugu Kujang dengan desain klasik pusaka. Menurutnya, Lawang Salapan tersebut juga menjadi branding Kota Bogor yang selama ini dikenal sebagai kota pusaka dan wisata sejarah. Kehadiran Lawang Salapan diharapkan menjadi magnet wisatawan asing dan domestik.
Di lingkup global, pihaknya tidak pernah surut untuk mempromosikan potensi wisata Bogor. Belum lama ini KBRI Bangkok bekerja sama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Bogor menyelenggarakan promosi wisata Kota Bogor melalui pertemuan dengan sejumlah agen perjalanan Thailand di Bangkok.
Pada pertemuan itu, ditampilkan video tentang obyek-obyek wisata di Bogor. BPPD menawarkan olahraga golf sebagai destinasi wisata dalam program “Paket Wisata Golf Jakarta-Bogor-Bandung” karena Bogor memiliki 11 lapangan golf dengan lebih dari 200 hole untuk Destination of Golf pada 2020. Agen Perjalanan di Bangkok antusias untuk menjual paket wisata golf ini kepada wisatawan Thailand.
Di samping mempromosikan langsung ke mancanegara, BPPD juga gencar mempromosikan Bogor di dunia maya dengan melibatkan warganet (netizen) di media sosial Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube. Promosi resmi Bogor juga bisa didapati di website http://www.disparbud.kotabogor.go.id yang menyuguhkan berbagai informasi agenda event wisata, hotel, resto, dan lokasi-lokasi wisata unggulan.
Menurut data Disparbud Kota Bogor, kunjungan wisatawan tahun lalu meningkat 11,85%. Kabupaten Bogor menyumbang 1,5 juta wisatawan dari target 15 juta wisatawan ke Indonesia. Gairah sektor pariwisata juga terlihat dari sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat. Tahun sebelumnya pariwisata menyumbang Rp110 miliar dan sekarang meningkat jadi Rp218 miliar. “Pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata menjadi penyumbang nomor dua terbesar,” ungkap Shahlan
Sektor kuliner menjadi penyumbang terbesar dalam menggairahkan pariwisata di kota Bogor karena kebanyakan pengunjung datang ke Bogor untuk mencicipi kuliner. Ke depan, katanya, sektor kuliner akan terus digenjot, antara lain melalui program promosi makanan Malaysia-Indonesia yang digelar di The Sahira Hotel, Bogor, awal Agustus lalu, yang melibatkan kerjasama hotel-hotel kedua negara untuk mempromosikan kuliner khas. Sebelumnya, pada Juni 2018 lalu, chef The Sahira Hotel telah diundang ke Adya Hotel untuk mempromosikan makanan asli Sunda di Malaysia.
Kemudian, dalam setiap penyelenggaraan event, Disparbud selalu menyertakan kuliner sebagai main event, di samping feysen, musik dan kesenian daerah. Disparbud menargetkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor hingga akhir tahun 2018 minimal meningkat sebesar 10%. (W Setiawan)